“Ia berkata: Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku!” (Mazmur 18:2)
Bacaan : Mazmur 18:1-4
Randall Atcheson, setelah latihan di Carnegie Hall di kota New York, duduk sendirian di panggung. Ia berhasil memainkan komposisi piano yang sulit dari Beethoven, Chopin, dan Liszt untuk acara petang harinya. Saat ia sedang sendirian, Atcheson ingin bermain sekali lagi untuk dirinya sendiri. Ketika ia mulai memainkan jari-jarinya, yang keluar dari hatinya dan tangannya adalah sebuah himne kuno: “Terhadap apakah aku harus khawatir, terhadap apakah aku harus takut, bersandar pada lengan-lengan yang kekal? Aku dianugerahi kedamaian karena Tuhan begitu dekat, bersandar pada lengan-lengan yang kekal”. Tidak jelas, suasana hati seperti apa yang membuat Atcheson memainkan lagu tersebut. Namun, syair himne lagu itu memberikan ketenangan dan ketenteraman bahwa ada Tuhan yang senantiasa menjaga dengan lengan-lengan-Nya yang kekal.
Suasana hati yang tenteram dan damai, juga dirasakan oleh Daud. Siapa tidak kenal Daud? Raja Israel yang besar. Meskipun termasyur; sesungguhnya perjalanan kehidupan Daud tidak mudah. Ia memiliki hidup yang sarat dengan tantangan, pertempuran, ancaman, bahaya, kesulitan, kegagalan, dsb. Daud sangat kenyang dengan asam garam kehidupan. Ia mengalami dinamika kehidupan yang sulit dan berat. Tetapi di tengah segala tantangan yang ada, Daud memiliki langkah-langkah yang tepat untuk senantiasa berharap kepada Tuhan. Ia bermazmur, “Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!” (ay. 3). Gambaran Daud tentang Tuhan terlihat jelas dari pemilihan kata-katanya. Daud merasakan keamanan, ketenteraman, kedamaian, dan perlindungan di dalam Tuhan. Daud mengalami pertolongan dan kelepasan, ketika berharap dan bersandar sepenuhnya kepada Tuhan. Murid atau abdi Kristus wajib untuk berharap dan berserah penuh kepada Tuhan. Abdi-abdi Kristus perlu memiliki pengalaman hidup di dalam Tuhan, mengenal cara Tuhan menolong dan memberikan kelepasan dari segala marabahaya. Pengalaman nyata bersama Tuhan, akan menjadi modal dan kekuatan yang besar untuk tidak mudah khawatir. Tantangan dan pergumulan tidak selalu buruk, karena melalui semuanya itu, abdi-abdi Kristus dapat merasakan dan mengakui keperkasaan Tuhan. Ya Tuhan, kekuatanku! (NLU)
“Badai Kehidupan Dapat Dipakai Tuhan Menjadi Sarana Pembuktian”