Kasih Karunia Membawa Pengharapan
15/04/2020
Rajin Berbuat Baik
17/04/2020

Umat Kasih Karunia

“Yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.” (Titus 2:14)

Bacaan : Titus 2:12-14

Shannon Jones tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan terpilih menjadi ratu pada acara temu alumni di sekolahnya. Setiap gadis di Amerika Serikat sangat mendambakan untuk bisa terpilih menjadi ratu pada acara-acara favorit di komunitas mereka. Gadis-gadis yang terpilih menjadi ratu akan merasakan sebuah penghargaan dan kebanggan besar bagi diri mereka. Ketika Jones mendapatkan mahkotanya, itu merupakan momen yang istimewa baginya dan bagi semua orang di komunitasnya. Jones berusia sembilan belas tahun, seorang anggota aktif dari kelompok pemuda di gerejanya, meskipun ia menderita ”down syndrome”. Sesungguhnya kemenangan Jones merupakan sebuah upaya keras yang dilakukan oleh adiknya yang bernama Lindsey. Jones mengerti bahwa pengalaman spesial yang dialaminya adalah hadiah dari sang adik tercintanya. Ayah mereka berkata, “Saya sangat bangga dengan Lindsey. Mungkin jauh di lubuk hatinya, ini adalah sesuatu yang ia sendiri inginkan. Namun ia memilih melakukannya untuk Jones, kakaknya”.

Tindakan Lindsey merupakan sebuah ungkapan kasih yang tulus kepada kakak yang dicintainya. Ia rela untuk menahan hasrat dan keinginannya menjadi popular. Ia lebih memilih berusaha untuk melihat kakaknya bahagia. Seseorang yang menyadari kasih karunia Allah di dalam hidupnya, sangat dimungkinkan untuk menyatakan kasih yang sama kepada orang lain. Rasul Paulus dalam nasihatnya kepada Titus menyatakan kerinduan Allah akan umat kepunyaan-Nya yang senantiasa rajin berbuat baik. “Yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik” (ay. 14). Allah merindukan umat pilihan-Nya dapat memperagakan kehidupan yang penuh dengan kasih karunia dan perbuatan baik. Abdi-abdi Kristus seharusnya mewujudkan kerinduan Allah tersebut di dalam keseharian hidupnya. Abdi-abdi Kristus mampu memperlihatkan perilaku yang ramah, santun, menginspirasi, bijaksana, dan rajin berbuat baik. Di tengah dunia yang egois dan menghalalkan segala cara demi diri sendiri, inilah saatnya abdi Kristus untuk menyatakan pola hidup yang berbeda. Pola hidup sebagai umat yang telah dikuduskan oleh Allah. (NLU)

“Umat Kasih Karunia Senantiasa Menghadirkan Kerinduan Allah”