“Dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,” (Titus 2:13)
Bacaan : Titus 2:12-14
David Roper menceritakan pengamatannya atas ikan salmon. David menyatakan demikian, “Ikan salmon membuat saya terpesona. Tiap Agustus saya berkendara beberapa kilometer ke utara dari rumah saya di Idaho. Saya mengamati perjalanan melelahkan mereka di akhir perjalanan menuju gundukan pasir di sepanjang danau Creek. Saya selalu memikirkan perjalanan panjang mereka. Beberapa bulan sebelumnya, kawanan itu meninggalkan Samudra Pasifik dan memulai perjalanan melewati Kolombia menuju sungai Snake, kemudian berenang di sepanjang cabang sungai Salmon menuju East Fork, lalu mengarungi arus sungai Secesh menuju danau Creek. Mereka menempuh jarak lebih dari 1.126 km. Ikan-ikan itu didorong oleh naluri; mereka berenang menentang arus, melintasi air terjun, dan mengitari dam-dam pembangkit listrik. Meski menghadapi ancaman elang, beruang, dan banyak predator lainnya; mereka berjuang mencapai tempat yang biasa digunakan para leluhur mereka untuk menaruh telur-telur”.
David menambahkan, “Perjalanan itu mengingatkan saya akan perjalanan manusia. Kita pun punya naluri untuk pulang”. “Sebenarnya dalam pikiran manusia ada naluri alamiah untuk mencari Tuhan”, kata John Calvin. Kita dilahirkan dan hidup untuk tujuan yang jelas, yaitu mengenal dan mengasihi Allah. Dia adalah sumber kehidupan kita, dan hati kita selalu gelisah sebelum datang kepada-Nya”. Perenungan David Roper senada dengan nasihat rasul Paulus kepada Titus. Paulus mendorong dan memotivasi Titus untuk selalu berpengharapan kepada Tuhan. Titus harus mengarahkan hati dan pandangannya kepada pengharapan yang penuh bahagia di dalam Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat dunia. Pengharapan penuh bahagia di dalam Kristus merupakan sebuah kepastian, bukan spekulasi apalagi obral janji. Abdi-abdi Kristus masa kini mesti berjuang dalam iman, pengharapan, dan kasih di tengah tantangan dunia. Abdi-abdi Kristus harus memperagakan gaya hidup yang penuh antusias, optimisme, dan pantang menyerah menghadapi godaan-godaan dunia. Semua itu didasari karena pengharapan di dalam Kristus adalah pengharapan yang penuh bahagia. Pengharapan yang akan terjadi, terbukti, dan dinikmati ketika bersama dengan Tuhan dalam kemuliaan abadi. (NLU)
“Pengharapan Di Dalam Kristus Tidak Pernah Mengecewakan”