Inilah Dunia Bapa!
01/02/2021
Kebutuhan Utama Allah Sediakan
03/02/2021

Tuhan Itu Tahu Koq!

“Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.” (Matius 6:8)

Bacaan : Matius 6:5-13

Kisah berikut ini saya baca di sebuah renungan harian online. Seorang laki-laki menanam pohon di kebun. Ia berdoa, “Tuhan, berilah hujan agar akar pohon ini mendapat cukup air dan tumbuh”. Tuhan menurunkan hujan yang cukup lebat. Orang itu khawatir karena hujan tak kunjung berhenti, jadi ia memohon, “Tuhan, hentikanlah hujan ini supaya pohonku mendapat sinar matahari”. Hujan pun berhenti dan matahari bersinar dengan terik. Orang itu kuatir pohonnya mati kepanasan, ia berdoa, “Tuhan, turunkan hujan es agar pohonku merasa sejuk”. Tuhan mengirimkan hujan es. Pohon itu sesaat tampak segar, tetapi sorenya layu dan mati.

Dengan sedih orang itu bercerita kepada temannya. Temannya berkata, “Aku juga menanam pohon, dan lihatlah pohon itu tumbuh dengan baik. Aku mempercayakan pohon itu sepenuhnya pada Tuhan. Dia yang telah menciptakannya tentu lebih tahu apa yang diperlukan pohon daripada aku, seorang manusia. Badai, cahaya matahari, hujan, angin, atau apa pun, Tuhan tentu tahu yang terbaik bagi kebutuhan pohon itu”.

Jawaban tersebut seharusnya juga menyadarkan kita bahwa sebagai Tuhan, Ia tahu betul apa yang kita perlukan, bahkan sebelum kita memohon kepada-Nya. Karena Dialah yang menciptakan kita. Dia tahu bagaimana mencukupi kebutuhan kita. Namun seringkali, kitalah yang bersikap sok kepada Tuhan atau kita tetap berdoa tetapi doa kita bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah, yang menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata maka doanya akan dikabulkan (ay. 7). Kata “bertele-tele” di ayat 7 ini tidak sama dengan pengulangan kata-kata atau berdoa tanpa jemu-jemu atau berdoa yang lama. “Bertele-tele” di ayat ini sebaiknya dipahami demikian: pengabulan doa ditentukan oleh jumlah kata-kata. Semakin banyak kata yang diucapkan, semakin berkuasa suatu doa. Begitulah kira-kira cara berpikir orang-orang yang tidak mengenal Allah.

Namun sejatinya, doa bukanlah sekadar pemberitahuan kepada Allah tentang apa yang kita mau. Pengabulan doa juga tidak ditentukan oleh banyaknya kata-kata, melainkan pada kebaikan Allah sebagai Bapa (ay. 8). Yang terpenting adalah relasi kita dengan Allah. Kita percaya bahwa sebagai Bapa, Tuhan Allah pasti memelihara kehidupan dan menjamin kebutuhan kita sehari-hari. Percayalah akan kebenaran ini! (Bo@)

“Pastikan Relasi Kita Dengan Allah Baik-Baik Saja!”