“Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.” (Keluaran 15:27)
Bacaan : Keluaran 15:22-27
Air sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup karena sebagian besar tubuh makhluk hidup tersusun dari air. Setiap reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup juga membutuhkan air. Jika tubuh manusia kekurangan air, maka proses di dalam sel tubuh akan terganggu. Selain itu, air juga dibutuhkan untuk berbagai kegiatan manusia seperti untuk keperluan rumah tangga, irigasi, industri, sumber daya alam berupa PLTA, sarana transportasi, dan lain-lain. Dapat disimpulkan: Air berperanan penting dalam kehidupan di bumi ini sehingga semua makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup tanpa air.
Jika air begitu penting dalam kehidupan manusia, maka kita dapat memahami situasi dan kondisi sangat berat yang sedang dihadapi bangsa Israel di Keluaran 15:22-27 ini. Dicatat di ayat 22 bahwa tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun Syur itu dengan tidak mendapat air. Tentu saja ini masalah besar. Di padang gurun, krisis seperti itu dengan cepat dapat berubah menjadi sesuatu yang kritis. Bayangkan, keletihan dan dehidrasi yang mereka alami, terutama untuk kaum wanita dan anak-anak. Pada akhirnya, mereka memang sampai di Mara dan ada air di sana. Namun mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya (ay. 23).
Apabila kita di posisi bangsa Israel saat itu, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita tidak akan berlaku sama seperti mereka, yaitu bersungut-sungut (dalam terjemahan lainnya: mengomel atau marah)? Belum tentu! Bisa jadi, kita pun berlaku sama seperti bangsa Israel saat mengalami ketiadaan air.
Akan tetapi, hari ini firman Tuhan mengajak kita semua untuk mempercayai pemeliharaan Tuhan pada umat-Nya. Sungut-sungut, mengomel, atau marah tidak dapat menolong, bahkan dapat menimbulkan murka Tuhan. Namun dengan memandang kepada Tuhan dan pertolongan-Nya, maka kita dapat menyaksikan kuasa-Nya yang ajaib. Ketika Musa melemparkan sepotong kayu ke dalam air, maka air yang pahit itu diubah-Nya menjadi air yang manis (ay. 25). Bahkan selanjutnya, Tuhan telah menyediakan air berlimpah, yaitu dua belas mata air ketika mereka tiba di Elim. Bukan hanya air berlimpah saja tetapi juga tujuh puluh pohon korma (ay. 27). Sungguh luar biasa Tuhan kita, bukan?! (Bo@)
“Tuhan Dapat Menyatakan Pertolongan-Nya Secara Ajaib”