Kristus: Imam Besar Yang Turut Menderita
04/04/2020
Belajar Dari Orang-Orang Rekhab
07/04/2020

Teladan Ketaatan Kristus

“Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.” (Ibrani 5:8-10)

Bacaan : Ibrani 4:14-5:10

Pendeta Juswantori Ichwan pernah menuliskan sebuah renungan singkat yang menarik tentang ketaatan. Berikut ini adalah sadurannya. Kedua putra mendiang Lady Diana, Pangeran William dan Harry, telah beranjak dewasa. Beberapa tahun lalu mereka masuk ke sekolah militer dan dididik dengan cara militer yang keras serta disiplin. Seorang wartawan pernah bertanya, apakah kedua anak raja ini mendapat perlakuan khusus. Pihak sekolah menjawab tegas: Tidak! Keduanya diperlakukan sama seperti calon tentara lain supaya bisa merasa senasib sepenanggungan, juga agar mereka bisa belajar taat pada perintah. Jadi, status sebagai anak raja harus dilupakan di sekolah itu.

Tuhan Yesus pun mendisiplinkan diri-Nya untuk belajar taat selama hidup di bumi. Sekalipun status-Nya “Anak Allah” (Ibrani 5:8) dan Bapa-Nya sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, semua hak istimewa itu Dia lupakan. Dia menolak diperlakukan khusus. Bukannya menempuh jalan aman dan nyaman, Dia justru memilih jalan penderitaan, bahkan disalibkan. Meskipun hanya manusia terhina yang pernah menempuh jalan itu. Di jalan salib, Yesus mengalami begitu banyak rasa sakit, godaan, dan pencobaan. Namun, setelah misi-Nya menyelamatkan manusia tercapai, Dia sendiri bisa menjadi Imam Besar yang berempati. Dia mengerti pergumulan kita (Ibrani 4:15), karena Dia pernah mengalami segala derita yang kita alami. Jalan penderitaan ternyata banyak gunanya. Melaluinya kita bisa belajar bersikap taat, menjadi lebih peka, dan mengerti pergumulan orang lain. Sebab itu, apabila kita harus menghadapi penderitaan, mari kita mohon kekuatan Allah untuk tidak menolaknya, menghindarinya, atau meminta perlakuan khusus. Imam Besar kita memerhatikan dan menemani kita untuk melaluinya.

Perayaan Minggu Palma adalah perayaan akan keteguhan dan ketaatan Kristus akan kehendak BapaNya. Walaupun kehendak Sang Bapa itu berat dan tidak mudah dijalani, tetapi Kristus dengan mantap melangkah ke Yerusalem, menapaki jalan ketaatan yang membuahkan keselamatan bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Marilah kita belajar taat kepada kehendak Allah seperti yang diteladankan Kristus, walaupun berat dan terasa sukar, bahkan harus menderita sekalipun. (AP)

“Marilah Belajar Taat Seperti Tuhan Yesus Taat Kepada Kehendak Bapa”