“Tetapi orang lain menyindir: Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.” (Kisah Para Rasul 2:13)
Bacaan : Kisah Para Rasul 2:12-13
Walter Bouman, merupakan seorang guru besar seminari yang sudah pensiun. Ia mengetahui bahwa kanker di tubuhnya sudah menyebar. Dan kemungkinan, Bouman hanya punya waktu sembilan bulan untuk hidup, sehingga ia memikirkan banyak hal secara mendalam. Salah satu yang ia pikirkan adalah sindiran komedian Johnny Carson: “Memang benar bahwa beberapa hari setelah kamu meninggal dunia, rambut dan kukumu akan tetap tumbuh, tetapi telepon tidak akan berdering lagi”. Ia menganggap bahwa humor itu merupakan tonikum yang bagus, tetapi ada sesuatu yang lebih dalam yang mengusik pikirannya. Dalam kolom koran yang ditulis Bouman, ia menulis tentang sumber yang paling memberi semangat kepadanya: “Berita baik bagi orang Kristen adalah bahwa Yesus dari Nazaret telah bangkit dari kematian, dan maut tidak lagi berkuasa atas-Nya. Saya telah mempertaruhkan hidup saya, dan sekarang saya dipanggil untuk mempertaruhkan kematian saya, yaitu bahwa Yesus yang akan mengambil keputusan”.
Memang situasi seseorang yang bisa dikategorikan sebagai pasien “Terminal Illness”, akan mempertimbangkan ulang dan memikirkan matang-matang tentang makna kehidupannya. “Terminal Illness” merupakan kondisi pasien yang sedang menderita sakit, di mana tingkat sakitnya sudah mencapai stadium lanjut, sehingga kemungkinan untuk sembuh dengan pengobatan medis sangatlah kecil. Maka pernyataan-pernyataan atau kalimat-kalimat mengenai dirinya, apalagi sindiran akan sangat mempengaruhi perasaan dan pemikirannya. Sayangnya, sindiran selalu ada dan muncul di saat-saat yang tidak terduga. Peristiwa Pentakosta yang terjadi di Yerusalem dengan begitu menakjubkan, tidak luput dari sindiran yang dilontarkan oleh saksi mata saat itu. Ketika banyak orang tercengang-cengang dan heran karena kagum, mendengar perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah dalam bahasa mereka masing-masing. Alkitab mencatat, “Tetapi orang lain menyindir: Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.” (ay. 13). Sindiran selalu ada, bahkan bisa sangat menyakitkan. Tetapi murid-murid Kristus dipanggil untuk menjawab sindiran dengan balasan yang manis dan bahasa kasih. Orang-orang yang suka menyindir, sangat membutuhkan perjumpaan dan karya Roh Kudus dalam kehidupannya. Tolonglah mereka! (NLU)
“Sindiran Keluar Dari Hati Yang Terluka, Roh Kudus Mampu Memulihkannya”