“Ia menyegarkan jiwaku…” (Mazmur 23:3a)
Bacaan : Mazmur 23:3a, Keluaran 15:26
Berbagai jenis binatang memiliki naluri untuk menjaga diri, tetapi domba hampir tidak memiliki atau sama sekali tidak memiliki naluri tersebut. Sebagian besar domba tidak menyadari bahwa diri mereka telah terluka, atau tidak sadar bahwa mereka sedang menderita sakit. Jadi, harus ada seorang gembala yang mengetahui bahwa mereka memerlukan penyembuhan, dan harus ada yang merawatnya.
TUHAN adalah gembala yang menyembuhkan domba-domba-Nya yang sakit, memulihkan mereka dengan sempurna. Dalam karya tersebut, Ia adalah Yehovah Rapha, “TUHAN Penyembuh [kita]”.
Nama Yehovah Rapha dapat dilihat dalam Keluaran 15:26. Musa, sebagai gembala orang Israel, menuntun bangsa itu melalui Laut Merah menuju padang gurun. Selama tiga hari bangsa itu tidak menjumpai air. Tentu saja, hal ini menakutkan serta membahayakan jiwa orang. Akhirnya, mereka tiba di sebuah tempat yang ada airnya, namun air itu pahit. Mereka pun mengeluh. Air pahit dapat diartikan sebagai air yang rasanya tidak enak, tetapi masih tidak membahayakan bila diminum. Bisa juga dimengerti sebagai air yang sudah tercemar dan membahayakan. Melalui Musa, Tuhan menunjukkan kuasa-Nya dengan memerintahkan Musa melemparkan sepotong kayu ke dalam air, lalu air itu menjadi manis.
Dari peristiwa penyembuhan air di Mara, Yehovah Rapha mengajarkan kepada kita mengenai kuasa-Nya. Ia menyembuhkan air pahit di Mara. Sampai saat ini, Yehovah Rapha masih berkarya menyembuhkan, baik secara fisik, mental, sosial, maupun spiritual. Ya, Allah memberikan kesembuhan secara fisik dengan keajaiban-Nya. Namun Ia juga dapat memulihkan suatu hubungan atau menyembuhkan suatu masalah psikologis. Bahkan Ia menyembuhkan manusia berdosa dari segala dosa. Ia memberitahukan kepada kita bagaimana hidup suci. Dengan demikian, Allah memberikan langkah-langkah pencegahannya agar kesehatan secara fisik maupun rohani kita dapat dipelihara. Apabila kita jatuh dalam dosa atau jatuh sakit, Ia memiliki obat untuk memulihkannya. Ia mengampuni dosa kita melalui Yesus Kristus. Rasul Paulus mengingatkan: “Terkutuklah orang yang tergantung pada kayu salib” (Gal. 3:13), yang menyatakan bahwa Kristus telah menanggung setiap kutuk dan kelemahan manusia, atas kita di atas diri-Nya. (Bo@)
“Oleh Bilur-Bilur-Nya Kita Telah Sembuh”