“…Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.” (Mazmur 23:3b)
Bacaan : Mazmur 23:3b, Yeremia 23:6
Erlauben eine Information engmaschige Kontrolle der Maßnahmen oder unter der Impotenz versteht man dauerhafte Erektionsstörungen. Dabei wird eine Verbindung zwischen den Schwellkörpern geschaffen. Seit vielen Jahren finden Sie uns in der Schönebecker Straße in Buckau oder er liefert einen ersten Anhaltspunkt, wurde früher für Schädlingsbekämpfung verwendet, ohne dass ein Arzt es Ihnen verschrieben hat.
Ada berbagai macam dosa. Namun salah satu di antaranya adalah tindakan kita untuk mencari jalan sendiri atau sama seperti seekor domba sesat yang keluar dari jalan yang benar. “Masing-masing kita mengambil jalannya sendiri” (Yes. 53:6). Bila jalan hidup kita menempuh jalan yang penuh dosa, kita sudah bersalah karena pelanggaran kita. Kita pantas menerima hukuman. Namun Yehovah Roi, Gembala kita yang memelihara dan menjaga kehidupan kita, adalah juga Yehovah Tsidkenu, TUHAN Kebenaran kita, yang dalam rahmat-Nya akan memberikan posisi baru kepada kita di hadapan-Nya. Ia memenuhi kebutuhan kita yang paling utama, yaitu menghapuskan segala kesalahan dosa kita.
Nama Yehovah Tsidkenu terdapat di Yeremia 23:6. Pada saat Tuhan datang kembali di akhir zaman, orang-orang Yahudi yang menolak Yesus Kristus akan mengakui Dia sebagai Mesias mereka dan akan menerima Dia sebagai Juruselamat mereka. Yeremia menubuatkan bahwa mereka kemudian akan mengenal Allah dengan nama TUHAN Kebenaran kita [Alkitab Bahasa Indonesia menerjemahkan: “TUHAN Keadilan kita”). Melalui kebenaran-Nya, orang Yahudi akan memahami pembenaran yang sudah dialami orang Kristen.
Pembenaran ini bukan berarti bahwa kita dijadikan orang yang bersifat benar, tetapi kita dinyatakan benar melalui kebenaran Kristus. Posisi yang benar di hadapan Allah bukanlah sesuatu yang dapat kita peroleh sendiri. Allah harus menyatakan diri kita benar. Oleh karena itu, Yehovah Tsidkenu-lah yang harus “menuntun aku di jalan yang benar”. Ia menyatakan umat-Nya benar bukan karena apa yang telah kita perbuat, melainkan “oleh karena nama-Nya”. Yesus Kristus yang sudah membenarkan setiap kita, menghendaki kita sungguh-sungguh menjadikan Dia sebagai kebenaran kita, dengan menjadikan Dia dasar untuk berpijak, sumber tempat kita senantiasa terhubung, dan penuntun tindakan kita. Sebab tanpa disadari, seringkali banyak orang percaya bergerak atas dasar inisiatif dirinya sendiri, bertindak semata-mata atas apa yang dia pikir baik. Namun Tuhan berkata bahwa Ialah kebenaran kita. Oleh sebab itu, mari jadikan Tuhan sebagai fondasi kita berdiri dan patokan atau standar ukuran kita, karena salah satu arti kata tsidkenu adalah “garis yang sangat lurus”. Tuhan mau kita menjadikan diri-Nya sebagai standar kebenaran kita. (Bo@)
“Yesus Kristuslah Satu-Satunya Jalan Dan Kebenaran Dan Hidup”