“TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Mazmur 23:1)

Bacaan : Mazmur 23:1, Kejadian 22:8

Pengertian lain dari kalimat “takkan kekurangan aku” berdasarkan terjemahan Alkitab lainnya (BIMK): “…aku tidak kekurangan”; (FAYH): “…maka segala keperluanku terpenuhi”; (VMD): “…Aku senantiasa mempunyai segala sesuatu yang kubutuhkan”.

Berdasarkan pengertian di atas, betapa luar biasa yang terjadi dalam kehidupan kita bila TUHAN menjadi Gembala kita. Kita senantiasa memiliki segala sesuatu yang kita butuhkan, terutama kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar hidup ini disediakan atau dicukupi oleh Tuhan, yang juga adalah Yehovah Jireh, “Tuhan akan menyediakan”.

Nama panggilan untuk Allah “Yehovah Jireh” dalam Perjanjian Lama ini memang sangat terkenal di kalangan orang percaya pada zaman sekarang. Biasanya orang-orang Kristen menyebut Yehovah Jireh saat berada dalam situasi yang sulit, khususnya saat mengalami masalah keuangan atau ekonomi. Penggunaan nama tersebut dimaksudkan untuk menguatkan diri sendiri atau orang lain dengan mengingatkan bahwa Allah adalah Allah yang tidak pernah meninggalkan umat-Nya, yang memelihara serta mencukupi semua kebutuhan mereka.

Sebenarnya, sebutan Allah yang Jireh hanya muncul satu kali di Perjanjian Lama, yaitu di Kejadian 22:8, yang merupakan pernyataan iman Abraham bahwa Allah sendiri akan menyediakan apa yang kita perlukan untuk dipersembahkan kepada-Nya, yaitu korban bakaran. Melihat konteks pemakaian sebutan ini, salahlah pemahaman yang berpikir bahwa Tuhan Allah pasti menyediakan dan mencukupi apapun yang kita perlukan sehingga kita menganggap, entah sadar atau tidak, kita berhak diberkati Tuhan. Segala berkat Tuhan adalah untukku, untukku, dan untukku. Dalam bahasa aslinya, ungkapan iman Abraham ini tertulis demikian: “Elohim yireh low hasseh leolah…”, yang artinya: “Allah yang Mahatinggi akan menyediakan bagi diri-Nya seekor domba untuk korban bakaran…”. Ini berarti, yang Allah sediakan untuk Abraham adalah sesuatu (seekor domba) yang Abraham akan pakai sebagai korban bakaran untuk dikembalikan kepada Allah. Jadi, sebagaimana Abraham, kita juga harus mengerti bahwa yang Tuhan sediakan untuk kita tujuan utamanya bukan untuk kita, tetapi sebagai korban untuk kita persembahkan kembali kepada Sang Pemberi, yaitu Tuhan sendiri. (Bo@)

“Segala Yang Tuhan Sediakan Untuk Kita, Akan Kita Kembalikan Bagi Kemuliaan-Nya”