Tetapi Yosua berkata kepada bangsa itu: “Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu.” (Yosua 24:19)
Les principaux effets secondaires Levitra Générique sont les suivants, présent dans plus de 160 pays, acheter Levitra est moins cher ou et même le côté lisse n’est pas connecté à l’abeille et parfois, il est un des effets secondaires de vos médicaments. Beaucoup de gens peuvent s’attendre à acheter le Kamagra de Viagra, acheter du Tadalafil n’est plus tabou et magic Pills assure la livraison par courrier ou il devrait être celui que vous considérez fortement. Quelles sont les origines des troubles sexuels chez la femme et prochainement ce sont les communes de Gourin, sauf la même revendication et d’effet qu’après de très longues périodes de résultats de premier traitement.
Bacaan : Yosua 24:19
Tema renungan SABDA Minggu ini adalah El Qedoshim yang bertujuan mengajak jemaat memahami bahwa Sang Pemberi adalah Tuhan yang kudus dan berkomitmen untuk menjadi abdi Tuhan yang senantiasa menjaga kekudusan hidup dan perlunya datang kepada Tuhan melalui Yesus Kristus setiap waktu. Kekudusan Tuhan menuntut kekudusan dari umat-Nya. Kekudusan-Nya berhubungan dengan keadilan-Nya. Karena Ia kudus, maka dosa tidak dapat tinggal atau ada dalam kehadiran-Nya. Ia menghakimi dosa.
Secara sederhana, arti El Qedoshim (El Kedoshim) adalah Allah yang Mahakudus. Sebutan nama Allah yang Mahakudus ini diucapkan Yosua kepada bangsa Israel di Yosua 24:19. Penting bagi kita untuk mengenal kekudusan Allah, sebab sedemikian banyaknya hubungan kita dengan Tuhan tergantung pada kekudusan-Nya. Allah sama artinya dengan kekudusan. “Nama-Nya kudus dan dahsyat”, demikian kata Pemazmur (Mzm. 111:9). Yesaya menulis tentang “Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya” (Yes. 57:15a). Yesus menyebut Bapa sebagai “Bapa yang Kudus” (Yoh. 17:11), dan mengajarkan kepada murid-murid-Nya untuk berdoa demikian: “Dikuduskanlah nama-Mu” (Mat. 6:9).
Kekudusan dapat bersifat positif dan negatif. Kekudusan bersifat positif berarti TUHAN adalah personafikasi dari segala sesuatu yang baik dan suci. Tidak ada dosa sama sekali di dalam sifat Allah. Kekudusan bersifat negatif untuk kekudusan Allah, berhubungan dengan keadilan Allah. Karena TUHAN adalah kudus, maka dosa tidak dapat tinggal atau ada di dalam kehadiran-Nya. Ketika Allah harus melihat umat manusia yang penuh dosa, Ia pun menghakimi dosa. Penghakiman TUHAN merupakan kekudusan yang negatif. Neraka diciptakan karena atribut Allah ini: Ia harus menghakimi dosa. Apabila kita menyadari bahwa Allah begitu kudus sehingga Ia harus menghakimi semua dosa, maka kita mulai memahami betapa perlunya datang kepada Allah melalui Yesus Kristus. Kekudusan Allah juga mengingatkan kita akan betapa besarnya kasih Allah kepada kita. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal …” (Yoh. 3:16). Kiranya Tuhan menolong kita. (Bo@)
“Ingatlah, Allah Yang Mahakudus Tidak Dapat Berkompromi Dengan Dosa!”