Persembahkanlah Dengan Penuh Sukacita

Persembahkanlah Yang Terbaik
16/02/2021
Persembahan Yang Mempermuliakan-Nya
18/02/2021

Persembahkanlah Dengan Penuh Sukacita

Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” (2 Korintus 9:6-7)

Bacaan : 2 Korintus 9:6-15

Ingatkah mengenai kisah Bawang Merah dan Bawang Putih? Salah satu potongan singkat pada kisah itu bercerita mengenai Bawang Putih yang membawa pulang sebuah labu kecil ke rumahnya ternyata berisikan perhiasan emas yang sangat berkilau. Melihat hal tersebut Bawang Merah pun berpikir bahwa apabila buah labunya semakin besar maka tentu saja perhiasan emas yang ada di dalamnya juga semakin banyak. Konsep semakin besar tentu semakin baik ternyata tidaklah selalu benar bukan? Ketika Bawang Merah membelah labu yang besar itu nyatanya berisikan tawon dan sama sekali tidak ada emas di sana. Sama seperti kisah Bawang Merah demikianlah dalam hal memberikan persembahan. Banyak orang berpikir apabila ia memberikan persembahan yang banyak dan besar jumlahnya pastilah Tuhan akan semakin senang. Namun tidak selalu demikian, hal yang terpenting sebenarnya bukanlah seberapa banyak dan besar kita memberi, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana sikap hati kita ketika mempersembahkan kepada Tuhan. Dia menginginkan agar kita membawa persembahan dengan sikap hati yang tulus, penuh rasa syukur dan sukacita atas berkat yang Tuhan berikan.

2 Korintus 9:6-7 menegaskan bahwa persembahan itu seharusnya dibawa kepada Tuhan dengan kerelaaan hati dan sukacita yang penuh. Hal tersebut diumpamakan seperti seorang penabur yang menabur sedikit pada akhirnya akan memperoleh tuaian yang sedikit juga begitu pula sebaliknya (ay. 6). Persembahan seperti apakah yang sebenarnya Tuhan inginkan dari kita? Pada prinsipnya Tuhan tidaklah melihat seberapa banyak atau besarnya kita memberikan persembahan. Akan tetapi, Tuhan lebih menginginkan persembahan yang kita bawa itu semuanya berasal dari hati yang rela, tulus, sukacita, dan penuh akan rasa syukur kepada-Nya. Apa yang kita tabur dengan hati tentu saja akan diperhitungkan oleh Tuhan. Biarlah hal tersebut semakin mendorong kita orang percaya untuk selalu mengoreksi sikap hati kita ketika memberikan persembahan kepada Tuhan. (KGY)

Bukan Seberapa Besar Persembahannya Tetapi Apakah Persembahan Itu Dibawa Dengan Hati Yang Rela Dan Penuh Sukacita