“Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.” (1 Petrus 4:11)
Bacaan : 1 Petrus 4:7-11
Pengharapan akan kedatangan Kristus yang kedua kali merupakan hal penting bagi iman kita sebagai pengikut Kristus; seharusnya berdampak pada sikap dan perilaku kita; dan seharusnya juga memotivasi orang Kristen untuk tetap konsisten dalam kehidupan sebagai pengikut Kristus. Orang-orang Kristen dalam jemaat yang mula-mula mengharapkan kedatangan Yesus Kristus kembali pada masa hidup mereka (Rm. 13:12; 1 Yoh. 2:18). Kenyataan bahwa Tuhan Yesus belum datang kembali, bukanlah berarti bahwa janji-Nya tidak berlaku (2 Ptr. 3; Why. 22:20). Lalu hal ini membuat kita menjadi pribadi yang malas ataupun menjalani hidup dengan asal-asalan.
Di perikop 1 Petrus 4:7-11 ini, rasul Petrus berbicara tentang bagaimana orang percaya seharusnya hidup di “waktu yang sisa” ini, yaitu bukan hanya hidup dalam relasi pribadinya dengan Allah, tetapi juga dalam relasi dengan komunitas orang percaya, sebagai saudara seiman. Ada 3 hal yang dikemukakannya, yaitu mengenai doa (ay. 7), kasih (ay. 8), dan saling melayani (ay. 10). Di dalamnya juga mencakup tentang bagaimana orang Kristen harus berkata-kata. Tertulis: “Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;” (ay. 11a). Dalam terjemahan lainnya: “biarlah orang yang berbicara mengucapkan perkataan dari Allah” (VMD).
Ayat ini tidak berarti kita menjadi pribadi yang menggurui atau berlaku sok pintar, tetapi mengingatkan kita bahwa perkataan yang berteladan adalah perkataan yang sesuai dengan firman Tuhan, di mana di dalamnya terdapat perkataan yang baik dan membangun (Ef. 4:29); senantiasa penuh kasih (Kol. 4:6); ucap syukur (Ef. 5:4); perkataan benar (Ef. 6:19); perkataan Kristus (Kol. 3:16); dilakukan dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur (Kol. 3:17); dan sedap didengar (Flp. 4:8) sehingga orang yang mendengarnya terberkati.
Ingat, kita dapat berbicara itu karena anugerah Tuhan. Mari kita pakai lidah kita sesuai dengan kehendak Sang Pemberi. Mari kita pergunakan perkataan kita untuk meluaskan kerajaan Allah di muka bumi ini: untuk bersaksi, menaikan pujian bagi-Nya, memberitakan firman-Nya, dan selalu menjadi berkat, bukan untuk perkara sia-sia! (Bo@)
“Perbuatan Dan Perkataan Kita, Lakukanlah Semuanya Itu Dalam Nama Tuhan Yesus!”