“Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka; sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya.” (Mazmur 106:32-33)
Bacaan : Bilangan 20:2-13; Mazmur 106:32-33
Ironis dan tragis. Itulah yang saya rasakan ketika membaca Bilangan 20:2-13 di mana Tuhan menghukum Musa dan Harun dan melarang mereka memasuki negeri Perjanjian.
Seperti yang kita ketahui, Musa didampingi kakaknya, Harun adalah orang yang dipilih Tuhan sendiri untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju negeri Perjanjian (Kel. 3:10; 6:7). Namun pada akhirnya, mereka sendiri tidak masuk dan menikmati negeri Perjanjian tersebut. Mengapa Tuhan menghukum mereka?
Semua berawal dari pertengkaran bangsa Israel dengan Musa yang disebabkan oleh tidak adanya air (ay. 2-5). Kemudian Musa dan Harun menghadap Tuhan (ay. 6) dan Tuhan berfirman kepada Musa: “Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya.” (ay. 7-8).
Ternyata Musa tidak melakukan tepat seperti yang diperintahkan Tuhan. Ayat 9 menyiratkan, hanya bagian “Musa mengambil tongkat dari hadapan Tuhan”, yang ditaati Musa. Selebihnya tidak. Ia memurkai umat Israel dengan kata-kata kasar (menyebut mereka “orang-orang durhaka”) padahal Tuhan tidak murka terhadap mereka (ay. 10). Pemakaian kata “kami” oleh Musa di ayat 10 menyiratkan bahwa ia dan Harun, bukan Tuhan, yang melakukan keajaiban. Ia menunjukkan ketidaktaatan dan ketidakpercayaan (ay. 12) dengan memukul bukit batu 2 kali dengan tongkatnya (ay. 11) padahal Tuhan memerintahkan mereka untuk “berbicara” kepada bukit batu tersebut (ay. 8). Ia melakukan kesalahan itu di hadapan seluruh umat Israel (ay. 12). Mazmur 106:33 memberikan jawaban yang sederhana mengapa Tuhan menghukum mereka. Dicatat penyebabnya adalah karena Musa “teledor dengan kata-katanya”. Dalam terjemahan lainnya, Musa berbicara tanpa berpikir; mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas; berbicara tanpa pertimbangan.
Semoga kisah kegagalan Musa untuk menjaga perkataannya sehingga mendapat hukuman dari Tuhan ini menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk tidak melakukan kesalahan yang sama dan berhati-hati dalam setiap perkataan kita. (Bo@)
“Berpikirlah Dahulu Sebelum Berkata-Kata!”