Sebab Musabab Dosa
01/12/2020
Saat Hadapi Ujian
03/12/2020

Pergumulan Batin Kita

“Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.” (Roma 7:20)

Bacaan : Roma 7:20-26

Pasanglah pemberitahuan di perpustakaan yang menyatakan “DILARANG BERBICARA” dan perhatikan akibatnya, maka kita akan melihat tidak sedikit orang justru berbicara di mana-mana. Kendarailah sebuah bis yang ditempel pemberitahuan “Jangan keluarkan tangan Anda”, maka dengan serta merta tidak jarang seseorang justru mengeluarkan tangan dari jendela menentang peringatan itu. Apa sebenarnya yang ada di dalam diri kita yang membuat kita menentang hukum? Mengapa kita justru ingin berjalan di atas rumput meski ada peringatan, “Jangan berjalan di atas rumput”?

Jawabannya terdapat dalam sifat lama kita, yaitu natur berdosa yang disebut rasul Paulus sebagai ‘manusia lama’ (Rm. 6:6) atau kedagingan (Rm. 7:14). Natur ini bertentangan dan melawan ‘manusia baru’ atau ‘ciptaan baru di dalam Kristus’, sebagai natur kedua (2 Kor. 5:17). Keduanya saling tarik-menarik sehingga hidup seorang Kristen bagai sebuah medan perang, tempat bertarung dua kekuatan.

Beberapa orang menyangkal bahwa kita memiliki sifat yang dibungkus dosa begitu kita menjadi umat Kristen, tetapi kenyataan membuktikan bahwa kapasitas untuk berbuat dosa di dalam diri kita itu selalu berusaha agar kita hidup tidak selaras dengan firman Tuhan. Ya, natur manusia berdosa memang begitu mempengaruhi orang percaya untuk melakukan apa yang, dia tahu, dilarang. Tetapi ada kabar baik. Rasul Paulus memberitahu bahwa sifat lama kita itu telah diselesaikan oleh Tuhan Yesus dan dijadikan-Nya tidak efektif. “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (ay. 24-25).

Jika demikian, mengapa kita masih tetap bergumul dengan dosa? Sebab sifat dosa tidak musnah atau hilang pada saat kita menerima keselamatan, namun secara potensial dijadikan tidak bekerja. Kelanjutan dari ketidakberdayaan dosa tergantung dari kerja sama kita dengan Roh Kudus yang diam dalam diri kita (band. Rm. 8:9, 11). Selain itu, penting juga untuk selalu menganggap bahwa diri kita sudah mati terhadap dosa maka dosa tidak akan berkuasa atas diri kita (Rm. 6:11).

Seperti rasul Paulus, marilah kita berkomitmen untuk tidak lagi memberi kesempatan hidup lama kita berkuasa lagi atas hidup baru pemberian kasih karunia Allah. (Bo@)

“Dosa Tidak Lagi Berkuasa Atas Kita Bila Kita Sadar Bahwa Kita Telah Mati Bersama Kristus”