“Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.” (Mazmur 119:9)
Bacaan : Mazmur 119:9-16
Dwight Lyman Moody, merupakan seorang pengkhotbah besar di abad 19. Moody lahir pada 5 Februari 1837 di Northfield Massachusetts. Masa kecil Moody terbilang sulit, karena ia memiliki banyak saudara dan kehilangan ayahnya di usia empat tahun, sehingga tidak memiliki kesempatan belajar di sekolah sampai jenjang yang tinggi. Namun, Moody memiliki cita-cita menjadi orang kaya. Ia meninggalkan rumahnya saat berusia tujuh belas tahun untuk bekerja kepada pamannya di Boston sebagai pedagang sepatu. Sesampainya di Boston, pamannya mendorong Moody untuk mengikuti sekolah minggu, dimana para guru menantang para remaja untuk mempercayai Kristus sebagai pengampun dosa. Hal tersebut rupanya membuka jalan bagi perubahan hidup D.L. Moody. Selama berkerja sebagai pedagang sepatu, Moody selalu mempunyai waktu untuk mengantar anak-anak pergi ke sekolah minggu.
Suatu kali, Moody diminta menemani seorang guru bernama Hibbert dan membantunya dalam pelayanan kunjungan ke rumah-rumah. Meskipun sakit-sakitan, Hibbert bertekad memenangkan jiwa setiap murid putri di kelasnya bagi Kristus sebelum dirinya meninggal dunia. Pelayanan dan pertobatan anak-anak perempuan bagi Kristus sangat berpengaruh besar bagi Moody, maka ia berhenti menjual sepatu dan melayani Kristus sepenuh waktu. Tuhan memilih dan memperlengkapi D.L. Moody dengan dorongan serta proses pelayanan yang alami, namun berdampak luar biasa. Semuanya bermula dari didikan yang mengarahkannya untuk mencintai jiwa-jiwa dan membawanya kepada Kristus. Demikian juga dengan anak-anak muda Kristen hari ini, mereka sangat membutuhkan dorongan dan didikan untuk mengarahkan hatinya kepada Kristus. Mereka perlu diarahkan untuk memiliki keputusan mengikuti Kristus dan komitmen untuk hidup kudus dalam Kristus. Di tengah tantangan jaman ini, anak-anak muda gereja wajib diberi perhatian dan fasilitas untuk membangun serta mengembangkan kehidupan rohaninya. Apakah orang-orang yang lebih tua, bersedia mendidik kaum muda GKI Karangsaru memiliki hati dan komitmen memberi diri serta melayani berdasar kebenaran firman Tuhan hari ini? (NLU)
“Semakin Lebih Muda Percaya Kristus, Semakin Mudah Dibentuk”