“Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: Tidak ada kesenangan bagiku di dalamnya!” (Pengkhotbah 12:1)
Bacaan : Pengkhotbah 11:9-12:1
Abraham Lincoln, siapakah yang tak kenal nama tersebut? Abraham Lincoln merupakan Presiden Amerika Serikat ke-16. Lincoln terlahir di Hodgenville, Kentucky pada 12 Februari 1809. Masa kecil Lincoln terbilang keras dan sulit; namun ia gemar membaca buku-buku seperti Alkitab, Pilgrim’s Progress, dan Weemss Life of Washington. Perjalanan kehidupan dan karier Abraham Lincoln penuh dengan lika-liku. Ia dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada 4 Maret 1861. Dalam pidato perdana pelantikannya, ia mencoba membujuk kembali negara-negara bagian Selatan untuk bergabung ke Union, tapi usahanya tidak berhasil. Abraham tidak pantang menyerah dalam memperjuangkan tujuannya untuk mewujudkan Union. Melalui kemampuan dan kepiawaiannya; Lincoln merancang strategi militer dengan baik, menjadi pemimpin negara dan rumah tangga secara luar biasa, serta pembicara publik yang handal. Pada 9 April 1865, Perang Sipil benar-benar berakhir.
Ada banyak kata-kata bijak Abraham Lincoln yang perlu diteladani, misalnya: “Sukses adalah berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan yang lain, tanpa kita kehilangan semangat. Berikan saya enam jam untuk menebang pohon dan saya akan menggunakan empat jam pertama untuk mengasah kapak. Yang saya kuatirkan bukanlah apakah Tuhan ada di pihak kita, tetapi apakah kita ada di pihak Tuhan, karena Tuhan selalu benar!”. Anak-anak muda Kristen harus belajar dari sejarah, termasuk dari tokoh-tokoh besar dunia. Pengalaman kehidupan dan nasihat-nasihat tokoh-tokoh besar tersebut, lahir dari sebuah realitas perjuangan yang tidak mudah. Anak-anak muda masa kini lebih cenderung mudah patah hati dan patah semangat, karena selalu berharap menang dan merasa habis ketika gagal. Rasa malu yang besar karena gagal, berimbas kepada keteguhan dan ketangguhan untuk terus mencoba serta berusaha. Dan yang paling mendasar adalah tekad dan kerinduan hati mereka untuk dekat dengan Tuhan, bukanlah prioritas yang utama. Meskipun sejatinya, kelekatan dan punya hati takut Tuhan akan membawa mereka kepada rancangan masa depan yang penuh harapan, masa depan yang cemerlang. Dunia telah merebut hati anak muda untuk menjauh dari Tuhan, bagaimana dengan kaum muda GKI Karangsaru? (NLU)
“Menjauh Dari Tuhan Adalah Bencana, Lekat Dengan Tuhan Adalah Bahagia”