Penjaga Anak Muda
18/09/2020
Panjang Umur Dan Usia Lanjut Itu Berkat
21/09/2020

Generasi Cinta Tuhan

“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” (Amsal 3:5-6)

Bacaan : Amsal 3:5-6

Pada 26 Januari 2020, masyarakat olahraga dunia sedang berduka, terutama dunia bola basket. Seorang bintang bola basket dan legenda NBA (National Basketball Association) meninggal dunia akibat kecelakaan helikopter di California Selatan, yaitu: Kobe Bryant. Kejadiaan nahas tersebut tidak hanya merenggut nyawa sang legenda, tetapi juga putrinya yang berusia 13 tahun, Gianna Maria Onore. Kobe Bryant dikenal sebagai bintang lapangan bola basket, sekaligus sebagai seorang atlet yang taat beragama. Ia seorang ayah dan suami yang selalu mendekatkan keluarganya kepada Tuhan. Uskup Timothy Freyer (Uskup auksilier California Selatan) menyatakan, “Kobe adalah ikon yang menginspirasi kita melalui kata-kata dan tindakannya, untuk selalu bekerja keras dalam mencapai iman kita. Dia adalah seorang Krsitiani yang berkomitmen mencintai keluarganya dan mencintai imannya. Kobe sering menghadiri ibadah dan duduk di deretan tempat duduk bagian belakang, sehingga kehadirannya tidak akan mengalihkan perhatian orang dari fokus pada kehadiran Kristus”.

Kobe Bryant pernah menyatakan, “Orang tua saya adalah tulang punggung saya. Mereka masih ada. Mereka satu-satunya orang yang akan terus mendukungmu meski kamu tidak mencetak skor sama sekali atau mencetak 40 poin”. Ia juga pernah berkata, “Ada satu hal yang dapat kamu kendalikan. Kamu bertanggungjawab atasnya, apakah orang mengingat kamu atau tidak? Jadi jangan anggap enteng, jadilah orang yang selalu dikenang”. Anak-anak muda Kristen patut belajar dari pengalaman kehidupan Kobe Bryant dalam kesetiaan dan ketaatannya kepada Kristus. Ia membawa keluarganya untuk dekat dengan Tuhan, selalu menyempatkan diri untuk beribadah ke gereja dan mengutamakan Kristus, bahkan sebelum mengalami kecelakaan ia barusan selesai menjalani ibadahnya. Anak-anak muda juga harus menghormati orang tuanya sebagai tulang punggung yang mendukung mereka dengan tulus. Demikian juga para orang tua dan orang-orang yang lebih tua; bersedia menjadi pihak yang mendukung kaum muda gereja dan memfasilitasinya untuk taat, setia, bertumbuh, dan semakin dewasa dalam Tuhan. Kaum muda GKI Karangsaru dipanggil menjadi generasi masa depan gereja yang mempunyai hati takut akan Tuhan dan setia kepada-Nya. (NLU)

“Generasi Cinta Tuhan Akan Selalu Dikenang”