Mentalitas Keledai Yang Sehat
30/03/2021
Kekontrasan Yesus
01/04/2021

Paradoks Penduduk Yerusalem

“Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: “Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!” (Matius 21:9)

Bacaan : Matius 21:9

Dalam pekan suci kita merayakan Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sunyi dan Minggu Paskah. Dalam ibadah-ibadah selama pekan suci dibacakan dan dikhotbahkan kisah sengsara Yesus. Jika kita ikuti secara cermat maka akan muncul banyak pertanyaan. Salah satunya tentang sikap orang banyak yang ada di Yerusalem. Saya sering bertanya-tanya, betapa banyak orang yang dengan antusias berseru, “Hosana!” pada hari Minggu Palma, tetapi beberapa hari kemudian mereka berteriak, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!”. Ternyata jawabnya adalah: sebagian orang mungkin sangat kecewa, bahkan marah, karena Kristus tidak menggunakan kuasa mukjizat-Nya untuk mendirikan kerajaan duniawi. Bukankah dengan diarak masuk ke Yerusalem, Dia telah menciptakan kesempatan emas untuk memperoleh dukungan rakyat? Bukankah Dia membuka peluang untuk jadi raja?

Banyak orang Yahudi gagal menyadari bahwa sebelum Yesus menyatakan kedaulatan-Nya secara terbuka, Dia terlebih dahulu harus bertakhta dalam hati mereka. Kebutuhan terbesar mereka bukanlah pembebasan dari belenggu Kaisar, melainkan pembebasan dari kecongkakan, sikap bangga terhadap diri sendiri, dan pemberontakan melawan Allah. Yang mereka inginkan adalah kerajaan nyata seperti yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama bersama semua kekayaan materinya. Namun, Mesias pertama-tama harus mati bagi dosa-dosa manusia, dan bangkit kembali untuk mendirikan dasar bagi prinsip kerohanian.

Hal yang sama juga terjadi pada masa kini. Kristus tidak menawarkan kekebalan dari kesulitan hidup, kesembuhan dari setiap penyakit, atau janji akan kesuksesan finansial. Yang Sang Raja janjikan hari ini adalah diri-Nya sendiri sebagai kurban atas dosa-dosa kita, dan tantangan untuk melayani Dia. Bagaimana dengan kita? Jangan-jangan tanpa sadar kita telah menjadi penduduk-penduduk Yerusalem masa kini yang memaksakan kehendak kita kepada Kristus. Jika demikian yang terjadi, bertobatlah! (AP)

“Penduduk Yerusalem Adalah Contoh Yang Buruk Dalam Bersikap Terhadap Yesus Sang Mesias”