Orang Yang Memegang Janji Diperkenan Allah

Menepati Janji Itu Penting!
22/03/2021
Berjanji Kepada Allah
24/03/2021

Orang Yang Memegang Janji Diperkenan Allah

“Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya.” (Amsal 12:22)

Bacaan : Amsal 12:22

Apa akibatnya bila kita suka mengingkari janji? Menurut sebuah artikel online, ada lima hal buruk yang dapat terjadi kepada orang yang suka mengingkari janji, yaitu: (1) Sulit mendapat kepercayaan; (2) Dikucilkan orang sekitar; (3) Sulit mencapai kesuksesan; (4) Tidak dapat diberi tanggung jawab; dan (5) Tidak pernah mendapat kebahagiaan dalam hidup. Dengan kata lain, kebiasaan mengingkari janji dapat menghancurkan hidup kita.

Sebaliknya, ada lima manfaat baik jika kita menepati janji: (1) Menjaga kepercayaan orang pada kata-kata kita; (2) Terbiasa tidak sembarangan membuat janji; (3) Orang lain tidak ragu mengajak kita kerja sama yang menguntungkan; (4) Melatih rasa tanggung jawab pada diri sendiri; dan (5) Disenangi orang karena tidak pernah membuat orang lain kecewa. Dengan kata lain, kebiasaan menepati janji mendatangkan hal yang baik dalam hidup kita.

Alkitab di dalam Amsal 12:22 pun menegaskan bahwa Tuhan berkenan kepada orang yang memegang janji dan benci kepada orang yang tidak menepati janji. Hal ini terlihat jelas apabila kita membaca ayat ini dalam terjemahan Alkitab Firman Allah yang Hidup (FAYH) yang berbunyi demikian: “Allah senang akan orang yang memegang janji, dan benci akan orang yang tidak menepati janji.”

Jadi, di Amsal 12:22 ini orang yang dusta bibir sama artinya dengan orang yang tidak menepati janji dan hal itu merupakan kekejian bagi TUHAN atau Tuhan membencinya; bukan hanya karena dusta atau ingkar janji merupakan pelanggaran terhadap hukum-Nya, melainkan juga karena hal itu dapat menghancurkan masyarakat. Sebaliknya, orang yang berlaku setia atau orang yang memegang janji diperkenan Tuhan atau Tuhan senang atasnya. Ia akan menjadi berkat bagi orang lain dan mempermuliakan nama Tuhan.

Marilah kita menjadikan kebenaran sebagai kesadaran hati nurani, bukan hanya dalam kata-kata saja, melainkan juga dalam semua tindakan kita, karena kita yang berlaku benar, memegang janji, dan tulus dalam semua urusan kita adalah orang-orang yang dikenan Tuhan, dan Ia amat bergirang dengan kita. Kita senang bercakap-cakap, dan bergaul dengan orang-orang yang jujur dan yang dapat kita percayai. Oleh sebab itu, marilah kita menjadi orang-orang yang demikian agar kita mendapatkan perkenanan baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia. (Bo@)

Kebenaran Harus Dinyatakan Dalam Perkataan Dan Perbuatan