Hati Yang Mengampuni
26/11/2020
Pelopor Pengampunan
28/11/2020

Menumpukkan Bara Api

Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.” (Roma 12:20)

Bacaan : Roma 12:17-21

Ricky Jackson, Wiley, dan Ronnie Bridgeman harus menerima hukuman penjara seumur hidup, sebagai akibat dari vonis tindakan pembunuhan yang mereka lakukan kepada seorang penagih utang di tahun 1975. Meskipun kemudian, terbukti bahwa mereka bertiga tidak melakukan pembunuhan berdasarkan pengakuan Eddie Vernon. Siapa Eddie Vernon? Eddie Vernon adalah saksi kunci pembunuhan seorang penagih hutang di sebuah toko di Cleveland, Ohio. Saat itu usia Vernon 12 tahun, dan setelah sekian puluh tahun ia mengakui bahwa semua pengakuannya adalah karangan serta kebohongan. Pengakuan Vernon bermula ketika ia mengaku kepada seorang pendeta, bahwa ia berada di dalam bus sekolah saat pembunuhan terjadi dan tidak melihat apa pun.

Berdasarkan pengakuan Eddie Vernon, Ricky Jackson dijadwalkan bebas pada Jumat 21 November 2014, setelah mendekam di penjara selama 39 tahun. Jackson menyambut kabar pembebasannya dengan penuh haru dan dengan berlinang air mata, ia berkata: Saya tidak percaya semua telah berakhir. Saya akan pulang, saya tidak pernah berharap ini terjadi”. Dan saat dipertemukan langsung dengan Vernon, Jackson melakukan hal yang di luar dugaan, ia memeluk penuduh yang sudah merugikan hidupnya. Jackson berkata, “Tidak apa-apa, kita berdua adalah korban dalam kejadian itu. Aku memaafkanmu dan kukatakan hal ini secara pribadi”. Vernon hanya bisa menangis dan meminta maaf karena telah menghancurkan hidup seseorang.

Kira-kira, apa yang akan kita lakukan, jika kasus Ricky Jackson menimpa kita? Rasul Paulus dalam nasihatnya kepada jemaat Roma, mengajarkan agar mereka mengalahkan kejahatan dengan kebaikan, hidup berdamai dengan semua orang, dan menyerahkan pembalasan kepada Tuhan. Ada kalimat menarik, “menumpukkan bara api di atas kepalanya”. Secara sepintas, kalimat tersebut berkonotasi negatif dan bersifat pembalasan dendam. Sebenarnya, kalimat tersebut merupakan simbol seseorang yang telah mengakui dan menyesali kesalahan yang telah dilakukannya. Sebagaimana Vernon menerima pelukan dan pengampunan dari Jackson, ia menangis dan menyesali perbuatannya. (NLU)

Mari Berlomba Menumpukkan Bara Api Di Atas Kepala