“Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.” (1 Korintus 12:26)
Bacaan : 1 Korintus 12:21-27
BBC News Indonesia di 5 Juni 2020 menerbitkan tulisan dengan judul “Kematian George Floyd: Pertanyaan sederhana yang mengungkap rasisme di Amerika Serikat”. Tulisan diawali dengan, “Amerika Serikat terbakar, dan pemicunya adalah masalah yang tidak dapat diselesaikan negara selama berabad-abad: rasisme”. Puluhan ribu orang telah berdemonstrasi di lebih dari 75 kota di Amerika Serikat untuk memprotes kematian George Floyd, seorang pria keturunan Afrika yang meninggal pada 25 Mei 2020 di Minneapolis. Ketika seorang polisi berkulit putih terus berlutut di lehernya, bahkan setelah George memohon karena dia tidak bisa bernapas. Protes kini telah menyebar lebih jauh ke kota-kota di luar Amerika Serikat; seperti London, Berlin, dan Auckland. Dalam tulisan tersebut, Jane Elliott menyatakan, “Protes saat ini adalah hasil dari situasi yang kami warga kulit putih ciptakan, kami menghadapi konsekuensi dari perilaku kami. Anda tidak dapat menyalahgunakan sekelompok orang pintar selama 300 tahun dan mengharapkan mereka untuk menanggungnya tanpa batas tertentu”. Jane Elliott merupakan seorang pendidik dan juru kampanye antirasisme yang terkenal di dunia.
Di bagian akhir tulisan, Elliott berkata: “Orang dapat diajari untuk berhenti menjadi rasis. Mata dan warna kulit orang semuanya turun ke satu bahan kimia yang sama, melanin. Tidak masuk akal untuk menilai orang berdasarkan jumlah bahan kimia di kulit mereka”. Keragaman memang bisa menyulut perbedaan dan perselisihan, namun berakibat konyol jika sampai merusak serta menghancurkan. Sejak semula, Allah menciptakan keragaman dalam rangka kebaikan dan keindahan. Oleh karena itu, setiap orang mesti melihat dari cara pandang Allah tentang keragaman. Rasul Paulus memberikan nasihatnya kepada jemaat Korintus agar tetap bersatu dan saling memperhatikan di tengah perbedaan. “Supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.” (ay. 25). Bangsa Indonesia yang dianugerahi keragaman dalam berbagai hal, wajib merawat dan mengelolanya dalam rangka kebaikan bersama. Murid-murid Kristus pun dianugerahi berbagai perbedaan di dalam dirinya. Oleh karena itu, mesti menjadi pelopor bagi terciptanya kehidupan berbangsa yang rukun, damai dan sejahtera. (NLU)
“Keragaman: Bukan Pemicu Kerusuhan, Melainkan Sumber Rasa Syukur Dan Sukacita”