Kematian Kekal Bagi Yang Tidak Percaya
15/12/2020
Persekutuan Dengan Allah
17/12/2020

Mati Untuk Hidup

“Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” (Roma 6:11)

Bacaan : Roma 6:11-14

Pada suatu hari D. L. Moody bertemu dengan seorang anak yang menggenggam sesuatu dalam tangannya. “Ada apa dalam tanganmu?”, Moody bertanya. “Ada burung”, anak itu berseru, “dan aku tidak akan melepaskannya”. “Aku mau membelinya untuk dua puluh lima sen”, Moody menawarkan. Anak laki-laki itu pun menerima uangnya dan memberi Moody burung itu. Segera pengabar Injil termasyur itu membuka tangannya. Burung itu sekejap ragu dan kemudian dengan cepat terbang pergi. Burung itu bebas.

Dosa pernah menggenggam kita dengan kuat dalam cengkeraman tangannya dan kita tidak dapat membebaskan diri kita. Namun dengan mengidentifikasi diri dengan Kristus dalam kematian-Nya, yaitu saya telah mati bersama-sama Kristus, kita sudah dibebaskan dari perbudakan dan penindasan dosa. Kita tidak dapat membebaskan diri kita sendiri; kita dibebaskan karena kita diidentifikasi dengan Pembebas rohani kita, yaitu Yesus Kristus. Dosa dan maut tidak berkuasa atas Kristus. Kita berada ‘di dalam Kristus’; karenanya dosa dan maut juga tidak berkuasa atas kita.

Yesus Kristus tidak hanya mati ‘untuk dosa’, tetapi Ia juga mati ‘terhadap dosa’. Artinya, Ia tidak hanya melunasi hukuman dosa, tetapi juga mematahkan kuasa dosa. Karena Kristus kita ‘hidup dan berkuasa’ (Rm. 5:17) sehingga dosa tidak lagi menguasai hidup kita. Di dalam Kristus kehidupan lama kita dalam keadaannya yang tidak bersih tidak lagi berwenang atas diri kita. Diri kita yang lama itu sudah disalib bersama Kristus supaya kehidupan lama itu tidak lagi bekerja di dalam diri kita: “Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.” (Rm. 6:7). Identifikasi kita dengan Kristus telah mempersatukan kita dengan kehidupan kebangkitan-Nya yang baru.

Dalam hal ini rasul Paulus tidak mengajar bahwa kita tidak berdosa lagi. Namun dia mengajar bahwa kita berada di dalam perjuangan dengan dosa. Sebagai orang yang sudah ikut dalam kematian dan kebangkitan Kristus, kita sudah bebas dari kuasa dosa, sehingga kita mampu berjuang melawan dosa. Dosa bukan lagi tuan kita, melainkan Allah di dalam Kristus. Kini, kita hidup bagi Allah. Kita menyerahkan waktu, tenaga, pikiran, talenta, dan tubuh kita sepenuhnya untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan Allah saja (Ay. 13b). Ingat, kita berhutang nyawa kepada Kristus, kita wajib tunduk melayani kehendak-Nya yang benar dan kudus! (Bo@)

Tuan Kita Hanya Allah Yang Sudah Menebus Kita, Bukan Iblis Yang Sudah Kalah