“Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia kemari, karena pelayanannya penting bagiku.” (2 Timotius 4:11)
Bacaan : Kisah Para Rasul 15:35-41; 2 Timotius 4:11
Markus yang dikisahkan dalam Kisah Para Rasul ini disebut juga Yohanes, berasal dari Yerusalem. Ia adalah kemenakan Barnabas (Kol. 4:10). Barnabas dan rasul Paulus membawanya ke Antiokhia (Kis. 12:25) dan dalam perjalanan misionaris yang pertama.
Rasul Paulus pernah merasakan kekecewaan terhadap Markus karena ia pernah meninggalkan tugas pelayanan di Pamfilia dan kembali ke Yerusalem (Kis. 13:13). Ia pun menyebabkan perselisihan antara rasul Paulus dan Barnabas (Kis. 15:39). Barnabas menyetujui maksud dan rencana rasul Paulus untuk melihat kembali keadaan jemaat di setiap kota, di mana mereka telah memberitakan firman Tuhan. Barnabas ingin membawa juga Markus, tetapi rasul Paulus dengan tegas menolak karena ketidaksetiaan Markus, yaitu pernah meninggalkan mereka. Akibatnya, hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam antara Barnabas dengan rasul Paulus. Mereka berpisah. Barnabas membawa Markus berlayar ke Siprus, tetapi rasul Paulus memilih Silas (Kis. 15:40).
Syukur kepada Tuhan, pada akhirnya hubungan rasul Paulus dengan Barnabas serta Markus membaik! Pemulihan hubungan itu ditandai dengan permintaan kepada Timotius untuk menjemput Markus karena pelayanannya dianggap sangat penting bagi rasul Paulus.
Kesamaan Markus dengan Demas (lih. Renungan Kamis, 23 Januari 2019) adalah keduanya pernah meninggalkan pelayanan. Namun perbedaannya adalah Markus kembali berkomitmen untuk melayani Tuhan. Ia melayani rasul Paulus di Roma pada saat rasul Paulus pertama kali di Penjara. Ia juga dipanggil rasul Paulus menjelang akhir hidup rasul Paulus. Dia juga penulis dari kitab Injil Markus. Sebaliknya, untuk Demas, tidak ada catatan Alkitab apakah ia kembali berkomitmen untuk melayani Tuhan. Kisah Markus dan Demas adalah contoh nyata bahwa ada murid Kristus yang mengingkari komitmen dan tinggalkan pelayanan untuk selama-lamanya. Ada juga murid Kristus yang mengingkari komitmen dan tinggalkan pelayanan namun ia tidak berhenti sampai di situ. Ia bangkit lagi dalam pelayanan dan komitmennya kepada Tuhan. Jika tidak waspada, kita pun dapat mengingkari komitmen dan tinggalkan pelayanan. Namun, sama seperti Markus, baiklah kita bangkit lagi dan kembali berkomitmen kepada Tuhan. (Bo@)
“Kita harus siap membayar harga untuk tetap setia kepada Tuhan”