Markus: Pribadi Yang Bangkit Dari Kegagalan
28/01/2020
Kacamata Tuan Bagi Sang Abdi
28/01/2020

Setia Sampai Mati

“Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.” (Wahyu 2:10b)

Bacaan : Wahyu 2:8-11

“Ya Tuhan, Tiap Jam” adalah pujian yang terdapat di Kidung Jemaat no. 457, ditulis oleh Annie Sherwood Hawks. Bait pertamanya berbunyi demikian:

Ya Tuhan, tiap jam ‘ku memerlukan-Mu,

Engkaulah yang memb’ri sejahtera penuh.

Reff:  Setiap jam, ya Tuhan, Dikau kuperlukan;

‘ku datang, Jurus’lamat, berkatilah!

Menurut Selisip.com, Anne adalah seorang istri dan ibu muda yang merasakan kebutuhan yang sangat besar untuk beristirahat. Saat itu bulan Juni 1872, di usia 37 tahun, ia sangat kerepotan mengurus tiga anaknya. Suaminya Charles Hial Hawks adalah seorang bankir di New York dengan kesibukan kerja yang begitu menyita waktu.

Di tengah suasana seperti itu, Annie merasa sangat membutuhkan Tuhan untuk menemaninya, terlepas entah ia mengalami suka maupun duka dalam keseharian. Saat itulah ia mulai mengulang-ulang syair: “I need Thee every hour, most gracious Lord; No tender voice like Thine, can peace afford… (Aku memerlukan Dikau tiap jam, ya Tuhan Maha Rahmat… Tiada suara lembut seperti-Mu yang mampu memberi damai)”. Syair berjudul I Need Thee Every Hour ini dikemudian hari digubah musiknya oleh Robert Lowry, pendeta di Hanson Place Baptist Church, New York, tempat keluarga Annie beribadah. Lagu ini menjadi populer dan diterjemahkan ke banyak bahasa.

Selepas kematian suaminya, tahun 1888, Annie Hawks berkata, “Awalnya saya tidak terlalu paham mengapa himne ini menyentuh hati banyak orang. Barulah setelah saya sendiri mengalami kesedihan mendalam setelah suami saya wafat dan menyanyikan ulang lagu itu, saya beroleh pemahaman baru atas syair yang saya tuliskan… Saya bersyukur bisa dipakai memberkati banyak orang lewat pengalaman sederhana ini…”, ungkap Annie. Di Wahyu 2:8-11, Tuhan Yesus menghendaki umat-Nya setia sampai mati. Seperti Ia sendiri setia sampai mati di atas kayu salib (Flp. 2:8), demikianlah Ia mendorong orang percaya untuk bertekun dalam iman, bahkan jika itu berarti kematian fisik. Marilah kita terus melayani Tuhan dengan setia sambil mengarahkan mata kita tertuju kepada-Nya (Ibr. 12:2), serta hidup bergantung setiap jam pada Kristus, Sumber Pertolongan kita! (Bo@)

“Setia terus dan terus setia kepada-Nya”