“Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25)
Bacaan : Ibrani 10:24-25
Penulisan suatu surat dapat dilatarbelakangi oleh banyak hal seperti: hendak memberitahukan suatu informasi, hendak membalas surat yang telah dikirimkan, hendak menanyakan suatu informasi dan lain sebagainya. Demikian juga dengan surat kepada orang Ibrani, ditulis dengan satu latar belakang khusus. Surat kepada orang Ibrani khususnya pasal 10 ayat 24-25 ditulis dengan latarbelakang yang khusus. Setidaknya ada dua alasan penulisan surat kepada orang Ibrani.
Alasan pertama berhubungan dengan situasi nyata yang sedang dialami oleh orang-orang Ibrani sebagai penerima surat. Orang-orang Ibrani yang telah menjadi Kristen, saat itu sedang menghadapi bahaya penyesatan dan tekanan. Yudaisme atau nilai-nilai dalam agama Yahudi ingin diterapkan pada orang-orang Kristen. Hal tersebut membuat penulis Surat Ibrani merasa perlu menjelaskan keutamaan Kristus dari Musa, Harun, bait Allah, dan banyak hal dalam Yudaisme. Dalam Ibrani 10:26-31, para penerima surat diberi peringatan yang serius dan keras. Orang-orang Ibrani yang menjadi penerima surat dinasihati untuk terus bertahan (10:32-39). Di tengah situasi seperti inilah nasihat untuk terus memupuk persekutuan antar orang percaya diberikan.
Banyak cerita tentang bagaimana beberapa orang Kristen akhirnya terjebak dalam aliran-aliran yang mengaku Kristen tetapi sesungguhnya tidak mengakui Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat. Mengapa mereka sampai terjebak demikian? Awalnya mereka mengalami kekecewaan terhadap gereja, kemudian menjauh dari persekutuan. Karena menjauh dari persekutuan, jarang berinteraksi dengan saudara seiman, maka ketika ada orang-orang dari kelompok tertentu yang memberikan perhatian akan sangat mudah tertarik dan pada akhirnya bergabung dengan kelompok tersebut. Kelompok tersebut seolah-olah sama dengan kelompok Kristen lainnya, tetapi kenyataannya kelompok itu tidak mengakui Yesus Kristus sebagai Anak Allah, tidak mempercayai Allah Tritunggal. Melalui latar belakang surat kepada orang Ibrani, khususnya pasal 10 ayat 24 sampai 25, kita diingatkan untuk tidak menjauhkan diri dari persekutuan orang percaya, tidak menjauhkan diri dari pertemuan ibadah gereja, agar tidak jatuh dalam penyesatan. (AP)
“Pesekutuan Yang Lekat Adalah Sarana Yang Ampuh Untuk Menghadapi Penyesatan Dan Tekanan”