“Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun.” (Mazmur 89:2)
Bacaan : Mazmur 89:1-2
Kunyanyikan kasih setia Tuhan selamanya, selamanya.
Kunyanyikan kasih setia Tuhan selamanya, kunyanyikan s’lamanya.
Kututurkan tak jemu kasih setiaMu, Tuhan; kututurkan tak jemu
kasih setiaMu turun temurun.
Kunyanyikan kasih setia Tuhan selamanya, selamanya.
Kunyanyikan kasih setia Tuhan selamanya, kunyanyikan s’lamanya.
Syair di atas adalah syair sebuah lagu yang terdapat dalam PKJ 14, Ku Nyanyikan Kasih Setia Tuhan. James H. Fillmore menggubah syair dan melodi pujian ini berdasarkan teks Mazmur 89:2. Dave Brannon memiliki pengalaman menarik berkaitan dengan Mazmur 89:2. Suatu hari Dave sedang berkendara menuju tempat kerja sambil mendengarkan siaran stasiun radio Kristiani lokal. Di tengah-tengah senda-gurau pagi terdengarlah lagu, “Ku Nyanyikan Kasih Setia Tuhan Selamanya”. Segera setelah lagu pujian yang indah itu diputar, Dave merasakan air matanya bercucuran. Ia sedang berada dalam perjalanan menuju tempat kerja, dan tidak bisa melihat jalan gara-gara lagu itu. Apa yang sebenarnya tengah terjadi?
Sesampainya di tempat kerja, Dave duduk di dalam mobil, berusaha memeriksa diri sendiri, apa yang sedang terjadi pada dirinya. Akhirnya ia menemukan jawabnya. Lagu itu mengingatkannya bahwa walaupun di bumi ini dimulai hari baru untuk melakukan kegiatan sehari-hari, putrinya yang bernama Melissa, telah mendapatkan kepenuhan dari harapan atas lagu itu di surga. Dave membayangkan Melissa sedang menyanyikan cinta kasih Allah, dan merasakannya secara langsung di surga. Di satu sisi Dave sedih karena berpisah dengan putrinya, namun di sisi lain ia bersukacita karena tahu bahwa putrinya sudah merasakan kasih setia Tuhan di surga.
Pengalaman Dave di atas merupakan pengalaman juga sering dialami banyak orang, sukacita dan kesedihan jalin-jemalin. Oleh sebab itu, kita perlu mengingat kasih setia Allah agar kesedihan yang dialami atau dirasakan dapat segera digantikan dengan sukacita. Sukacita yang timbul karena kesadaran bahwa di tengah-tengah kesedihan, Allah tetap setia mendampingi kita dengan kasih-Nya yang besar. (AP)
“Kasih Setia-Nya Mengatasi Kesedihan Kita”