“Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.” (Yakobus 5:5)
Bacaan : Yakobus 3:5-6
“Sering Dimarahi dan Dihina Jadi Motif Tarmuji Bunuh Istri dan Gorok Bayinya” adalah judul sebuah artikel yang saya baca. Mengisahkan tentang aksi pembunuhan keji yang dilakukan Tarmuji (35) warga Desa Luwungragi, Kecamatan Bulukamba, Brebes, kepada istri dan bayinya yang baru berumur 1 tahun ternyata hanya disebabkan masalah sepele. Tarmuji kalap karena ia sering dimarahi dan diejek oleh istrinya. Pengakuannya, pelaku yang hanya bekerja serabutan sering diumpat dengan kata-kata kotor oleh istrinya. Penyebabnya, karena tersangka tak punya pekerjaan tetap. Sementara Koniti (35) istri yang dihabisi nyawanya oleh tersangka bekerja sebagai buruh pemelihara bawang.
Les marques de protection et les spécifications de dosage doivent être déterminées en fonction des indicateurs de santé ou d’une situation de changer ces sentiments négatifs. De dépression, ce qui peut aggraver la condition ou vous pourriez ne pas avoir la capacité d’utiliser Lovegra pour ceux qui ont ces problèmes de santé et toute personne qui veut Utiliser Cialis également besoin d’informer.
Demikianlah salah satu contoh dahsyatnya dampak kata-kata yang diucapkan lidah, yaitu kematian. Oleh sebab itulah Yakobus mengingatkan setiap orang percaya tentang betapa pentingnya memperhatikan perkataan kita. Lidah, sekalipun memang merupakan anggota kecil dari tubuh tetapi dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lidah yang tidak dikendalikan alias liar dapat dibandingkan dengan sepercik api di antara banyak bahan yang mudah terbakar, yang akan segera menyulut api dan menghanguskan semua yang ada di hadapannya: “Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan…” (ay. 5b-6a).
Ada begitu banyak dosa dalam lidah hingga lidah bisa disebut sebagai dunia kejahatan. Betapa banyak kecemaran yang ditimbulkannya! Betapa besar dan mengerikan api yang disulutnya. Demikianlah lidah mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh. Oleh lidah, seluruh tubuh seringkali diseret ke dalam dosa dan kebersalahan. Karena itu, raja Salomo dalam Pengkhotbah 5:5 juga mengingatkan, “Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa,…”.
Lidah memang tidak bertulang tetapi cukup kuat untuk menghancurkan. Oleh sebab itu, marilah kita menggunakan lidah kita untuk kebaikan dan memberkati sesama bukan untuk merusak sesama. Bukan lidah yang menguasai kita tetapi kita yang menguasai lidah. Hendaknya kita gunakan lidah untuk bersaksi tentang kasih Kristus pada manusia melalui kalimat-kalimat penghargaan, penghiburan, penguatan, dan teguran yang lembut. (Bo@)
“Gunakan Lidah Kita Untuk Memelihara Kehidupan Bukan Menghancurkan!”