“Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.” (2 Korintus 4:11-12)
Bacaan : 2 Korintus 4:1-18
Kerumunan yang marah itu meneriaki seorang pengayuh sepeda itu, “Jika kami melihatmu kembali, kami akan memotong kakimu! Lihatlah apakah kamu dapat menaiki sepedamu kembali!”. Ini bukan kali pertama Milon diancam kerumunan radikal yang marah tersebut. Namun semua ancaman itu tidak memadamkan gairahnya untuk membawa kebenaran firman Tuhan kepada saudara setanah airnya. “Aku bersepeda ke desa-desa dengan sepedaku dan membawa literatur-literatur kristiani. Dalam hujan, aku memegang sebuah payung di tangan yang satu dan menyetir sepeda dengan tangan yang lain. Sering kali, aku jatuh, menjadi penuh lumpur dan lecet-lecet. Pada malam hari, aku memegang senter. Aku menaikkan pujian dari Mazmur ketika bersepeda. Para orang Kristen yang kutemui tidak memiliki selimut lebih untukku, jadi aku berusaha kembali pulang untuk tidur”.
Milon masih remaja ketika seorang kawan memberinya beberapa traktat Injil. Namun ia baru menerima Yesus beberapa tahun kemudian, yaitu tahun 1992 dan dibaptis secara rahasia, 400 kilometer dari rumahnya. Sejak saat itulah, ia dianiaya oleh kaum radikal. Milon berkata, “Kami sedang mengalami berbagai masalah, tetapi kami tetap memiliki Yesus Kristus. Kami memiliki kedamaian melalui Dia, dan kami memiliki harapan bahwa ketika kami meninggal, kami akan pergi ke surga”.
Bagi saya, kisah hidup Milon tersebut menunjukkan kehidupan yang tidak pernah pudar bagi Kristus. Ia memahami betul bahwa panggilan hidupnya adalah bercahaya bagi dunia yang gelap ini. Terang Kristus sudah mengusir kegelapan dalam hidupnya dan ia rindu membagikannya kepada saudara setanah airnya. Berbagai ancaman dan masalah tidak pernah memadamkan gairahnya untuk terus membagikan kebenaran firman Tuhan.
Kita tentu tidak pernah berharap mengalami penderitaan tatkala mengikut Tuhan Yesus. Akan tetapi rasul Paulus mengingatkan kita: agar hidup Yesus menjadi nyata di dalam kita, maka kita harus ikut serta dalam penderitaan-Nya dan mengalami kegiatan maut dalam kehidupan kita sendiri (ay. 11-12). Sebab itu, jangan pernah mundur karena adanya tantangan dalam kehidupan mengikut Tuhan dan pelayanan-Nya. Ingatlah, Tuhan akan dimuliakan melalui kehidupan dan pelayanan kita tersebut! (Bo@)
“Tugas Orang Percaya Bukan Menyenangkan Hati Sendiri, Melainkan Menyenangkan Allah”