Dalam Gelap Aku Melihat Terang-Mu

‘Ku Tak Akan Menyerah
06/03/2021
Tuhanlah Sandaranmu!
16/03/2021

Dalam Gelap Aku Melihat Terang-Mu

“Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-MU aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.” (Mazmur 88:14)

Bacaan : Mazmur 88

Bagi seorang anak kecil tidur dalam kondisi kamar yang gelap adalah hal yang sangat menakutkan. Tidak hanya anak-anak, ternyata banyak orang dewasa pun kurang nyaman apabila harus tidur dalam kondisi kamar yang gelap. Oleh sebab itu, banyak orang kemudian menggunakan lampu tidur kecil sebagai penolong yang dapat mengusir perasaan gelisah saat berada dalam kegelapan. Menemukan seberkas cahaya dalam galap memang merupakan hal yang sangat menenangkan. Begitu pula dengan Pemazmur yang merasa tenang ketika melihat harapan bersama Tuhan seperti menemukan seberkas cahaya dalam gelap.

Nada-nada keputusasaan akibat penderitaan yang amat berat sangat kental terasa dalam sepanjang Mazmur 88. Pemazmur merasa dalam penderitaan yang berat itu dirinya ditinggalkan sendiri bahkan seorang teman pun tidak hadir untuk menemaninya. Pemazmur tidak mengerti mengapa Tuhan seolah meninggalkan dan memalingkan wajah dari dirinya. Wajah Tuhan adalah simbol dari kehadiran Tuhan. Ketika Pemazmur mengatakan bahwa Tuhan menyembunyikan atau memalingkan wajah artinya Pemazmur merasa bahwa kehadiran Tuhan seolah absen dari hidupnya. Hal inilah yang semakin membuat Pemazmur merasa seolah duduk di tengah-tengah kegelapan dan masuk dalam dunia orang mati. Akan tetapi, dalam keadaan yang sulit Pemazmur dengan setia dan sabar tetap menantikan pertolongan Tuhan. Sekalipun hidup seolah tidak ada harapan tetapi Pemazmur tahu bahwa ada harapan di dalam Tuhan. Harapan di dalam Tuhan itulah seperti seberkas cahaya yang menenangkan di tengah kegelapan.

Dalam kehidupan ini memang banyak hal tidak semua mampu untuk dipahami. Khususnya ketika Tuhan mengizinkan kita untuk mengalami masa-masa kelam dan gelap yang seolah tidak ada harapan. Kita mungkin tidak mengerti apa yang sedang dan seharusnya kita lakukan. Penderitaan yang silih berganti itu kemudian membuat kita bertanya: “Mengapa Tuhan?”. Namun, marilah dengan hati yang penuh dengan pengharapan kita memandang hanya kepada salib Kristus. Salib Kristus yang menjadi seberkas cahaya di tengah-tengah kelam dan gelapnya pergumulan kita. Marilah kita dengan tetap percaya dan setia menantikan-Nya. (KGY)

Harapan Dalam Tuhan Seperti Seberkas Cahaya Dalam Kegelapan