Keraguan Ayub
21/04/2021
Keraguan Yohanes Pembaptis
23/04/2021

Keraguan Yusuf

Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (Matius 1:20)

Bacaan : Matius 1:18-25

Tokoh Yusuf bin Yakub di Perjanjian Baru adalah seorang yang mendapat kehormatan besar dari Allah. Allah telah memilihnya untuk menjadi ayah Yesus Kristus di dunia ini. Alkitab tidak menjelaskan banyak detail tentang peranan Yusuf sebagai ayah bagi Yesus Kristus, tetapi kita dapat mengetahui dari Injil Matius pasal 1, terutama ayat 19 bahwa Yusuf “seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum …”. Menurut terjemahan Alkitab lainnya, Yusuf adalah ‘seorang yang selalu menaati hukum agama’ (BIMK), ‘lurus hati’ (TL), ‘menjunjung tinggi tata susila’ (FAYH), ‘baik’ (VMD). Lebih dari itu semua, dapat dikatakan: Yusuf adalah pribadi yang taat melakukan firman Tuhan.

Tentu saja, bukan hal yang mudah bagi seorang pria mendengar tunangannya hamil di luar nikah, apalagi mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri. Namun karena Yusuf seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam (ay. 19). Tetapi ketika malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan  itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan Yesus (ay. 24-25).

Menarik bagi saya, frasa “tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu” di ayat 19. Menurut saya, kalimat ini menunjukkan kegalauan, keraguan, serta kesulitan Yusuf untuk bertindak dalam kasus ini. Dapat kita bayangkan betapa kacau dan kecewanya Yusuf ketika mendapati orang yang dikasihinya ternyata dicurigai telah melakukan kejahatan. Betapa berat pergumulan yang berkecamuk di dadanya, antara kecemburuan yang merupakan amarah seorang lelaki di satu pihak dan perasaan sayangnya kepada Maria di pihak lain.

Puji Tuhan! Allah melepaskan Yusuf dari pergumulan berat ini melalui malaikat yang diutus-Nya dari sorga (ay. 20-21). Allah dengan penuh rahmat mengarahkan Yusuf pada apa yang harus dia lakukan dan memberinya kelegaan. Ia diarahkan untuk meneruskan rencana pernikahannya. Pada akhirnya, pertolongan Tuhan berupa konfirmasi dari malaikat dan kepatuhan pada kehendak Tuhan meneguhkan Yusuf untuk mengambil keputusan yang tepat di tengah keraguan yang mendera hatinya. Syukur kepada Allah! (Bo@)

Keraguan Akan Sirna Dalam Penundukkan Diri Kepada Tuhan Dan Kehendak-Nya