“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” (1 Petrus 2:9)
Bacaan : 1 Petrus 2:9
Tema renungan SABDA Minggu ini adalah “Tidak Pernah Pudar” yang bertujuan mengajak kita setiap orang percaya mengerti bahwa panggilan hidup kita adalah bercahaya bagi dunia ini; memahami bahwa terang Kristus sudah mengusir kegelapan dalam hidup kita; sehingga kita mampu bercahaya di tengah dunia dan tidak pudar nyala kita.
Tema “Tidak Pernah Pudar” ini juga dapat dipahami demikian: sepanjang hidup mengikut Tuhan Yesus Kristus maka iman, pengharapan, kasih kepada Tuhan dan sesama, pandangan dan nilai-nilai kekristenan, serta kesaksian hidup kita sebagai orang percaya janganlah mengendur, janganlah kehilangan pengaruhnya di dalam segala situasi dan kondisi apapun. Mengapa? Sebab 1 Petrus 2:9 menyatakan bahwa kita adalah bangsa terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah, supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatan besar-Nya, yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
Sebagaimana bangsa Israel dipilih untuk membawa pengenalan TUHAN kepada dunia, maka sekarang gereja-Nya dipanggil untuk menginformasikan dan membawa orang-orang berdosa kepada-Nya. Kita adalah generasi yang terpilih, yang dengan sendirinya memancarkan kasih karunia Allah. Kita adalah bangsa yang kudus, yang dipisahkan untuk menjadi milik Allah. Kewarganegaraan kita di surga (Flp. 3:20), karena itu kita menaati hukum surga dan berusaha hidup berkenan kepada-Nya. Kita adalah umat Allah yang istimewa karena Ia telah membeli kita dengan darah Anak-Nya sendiri (Kis. 20:28).
Semua hak istimewa ini mengandung satu tanggung jawab besar: menyatakan puji-pujian Allah terhadap dunia yang tersesat. Kata “memberitakan” dapat juga diartikan “menceritakan, mengiklankan”. Karena dunia ini berada “di dalam kegelapan”, maka orang dunia tidak mengenal “superioritas” Allah; tetapi mereka hendaknya melihat hal itu di dalam hidup kita. Setiap warga negara surgawi merupakan “iklan” yang hidup atas kebaikan Allah dan berkat-berkat-Nya. Hidup kita hendaknya memancarkan “terang-Nya yang ajaib”. Itulah sebabnya mengapa kesaksian hidup orang percaya jangan pernah pudar. (Bo@)
“Memancarkan Terang Ilahi = Tanggung Jawab Kita”