“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasehati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:25)
Bacaan : Ibrani 10:19-25
Tema renungan SABDA Minggu ini adalah “Kebutuhan yang Lazim” yang bertujuan mengajak setiap orang percaya mengerti makna dan tradisi orang Yahudi dalam beribadah kepada Allah; memahami kerinduan dan konsistensi umat Tuhan dalam kerinduannya menyembah Allah bersama-sama; terpanggil dan termotivasi untuk beribadah serta menyembah Allah dengan benar.
Bagi sebagian besar orang-orang Kristen, ibadah Minggu bisa jadi sudah menjadi hal yang biasa karena rutinitas yang telah dijalaninya bertahun-tahun. Setiap Minggu kita rutin atau setidaknya sering datang ke gereja untuk beribadah dan bersekutu bersama dengan sesama orang percaya, sehingga rutinitas itu telah membentuk kebiasaan beribadah yang tanpa makna serta penghayatan akan perayaan keagungan keselamatan yang telah Allah berikan kepada kita melalui kasih pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib.
Pada zaman Perjanjian Lama, orang-orang Israel beribadah pada hari Sabat yang jatuh setiap hari Sabtu, namun pada zaman Perjanjian Baru, orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus beribadah pada hari Minggu sebagai pengingat serta perayaan kemenangan Tuhan Yesus Kristus yang menang dari maut serta bangkit dari kematian pada hari Minggu.
Kata “minggu” itu sendiri berasal dari kata Portugis: Dominggo, yang berarti: Tuhan. Jadi, hari Minggu adalah hari Tuhan. Sebagai hari Tuhan, hari Minggu menjadi hari istimewa yang sudah seharusnya kita khususkan untuk beribadah kepada-Nya. Itulah sebabnya penulis Surat Ibrani dengan tegas mengingatkan orang-orang percaya, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasehati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibr. 10:25).
Ingat: Adalah merupakan kasih karunia, oleh darah Tuhan Yesus Kristus kita dapat penuh keberanian menghampiri Allah serta beribadah kepada-Nya (ay. 19-21). Oleh karena itu, marilah kita tetap beribadah dengan sungguh dan sukacita, baik itu ibadah tatap muka di gereja selama ini maupun harus ibadah online di masa-masa pandemi Covid 19 ini. (Bo@)
“Ibadah Itu Kasih Karunia Allah Karena Itu Harus Dilakukan Dengan Benar!”