Pancaindera Yang Terlatih
26/06/2020
Seperti Uap
29/06/2020

Hanya Jadi Penonton

“Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.” (Ibrani 5:12)

Bacaan : Ibrani 5:12

Dalam pertandingan olahraga ada pemain yang bertanding dan ada penonton yang menyaksikan pertandingan. Sering kita jumpai para pemain mengalami cidera saat bertanding, baik itu cidera ringan maupun cidera berat. Tetapi tidak jarang kita juga mendengar berita tentang penonton yang mengalami celaka saat menyaksikan pertandingan. Ada yang terkena serangan jantung, ada yang mengalami luka fisik karena terjatuh dan terinjak-injak oleh penonton lain, ada yang terluka karena bentrokan dengan pendukung tim yang berbeda. Mart De Haan II mengatakan, “Semua orang dapat berpartisipasi dalam olahraga, termasuk orang yang paling lemah sekalipun. Namun, hanya orang paling kuatlah yang dapat bertahan sebagai penonton. Menurut seorang ahli spesialis jantung, ketika Anda menjadi penonton dan bukan peserta olahraga, ada hal-hal yang meningkat dan menurun, yang semuanya buruk. Berat badan, tekanan darah, denyut jantung, kolesterol, dan kadar trigliserida meningkat. Sebaliknya, vitalitas, konsumsi oksigen, fleksibilitas, stamina, dan kekuatan tubuh menurun”. De Haan II ingin menyampaikan bahwa penontonpun memiliki banyak resiko.

Menjadi penonton dalam arena kehidupan kristiani juga beresiko, bahkan resikonya sangat besar. Ketika jadi penonton ada hal-hal yang meningkat dan menurun, namun semuanya itu buruk. Kritik, keputusaasaan, kekecewaan, dan kejenuhan, akan cenderung meningkat. Sebaliknya, kepekaan terhadap dosa dan kebutuhan sesama, serta kemampuan untuk menerima firman Allah, menurun. Tentu saja, ada saat-saat di mana kita bersukacita dan terharu ketika mendengarkan kesaksian seseorang mengenai pekerjaan Allah yang luar biasa dalam hidupnya. Namun itu tidak sebanding dengan bila kita mengalami sukacita itu sendiri. Tidak ada yang dapat menggantikan saat Saudara mengalami bermacam pengalaman iman.

Bagaimana dengan kehidupan Saudara selama ini? Sudahkah Saudara menjadi pemain dalam laga pertandingan kerohanian? Ataukah Saudara selama ini hanya menjadi penonton? Ingatlah bahwa sekedar jadi penonton itu berbahaya. Bahaya yang utama adalah kerohanian Saudara tidak akan bertumbuh, bahkan bisa-bisa layu dan mati. (AP)

“Berlagalah Dalam Pertandingan Kerohanian Maka Kerohanian Akan Bertumbuh”