“… Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” (Ibrani 4:14)
Bacaan : Yakobus 4:14
Bret Lott (lahir 8 Oktober 1958) adalah penulis terlaris New York Times yang telah menulis lebih dari selusin buku. Ia adalah profesor bahasa Inggris di College of Charleston. Lott diangkat ke Dewan Seni Nasional Amerika Serikat oleh Presiden George W. Bush dan menjalani masa jabatan tersebut selama enam tahun. Dia diundang oleh Laura Bush untuk berbicara di Gedung Putih sebagai bagian dari Simposium Gedung Putih tentang “Cerita Klasik Amerika” pada tahun 2004.
Suatu hari, Bret Lott menerima dua berita yang mengubahkan hidupnya. Berita pertama memberitahukan bahwa secara tak terduga seorang muridnya yang berbakat menulis meninggal akibat pembengkakan pembuluh darah otak. Berita kedua datang beberapa jam kemudian dari seorang pembawa acara talk show televisi terkenal. Orang itu menyatakan telah memilih salah satu novel Lott untuk acara klub buku yang disiarkan secara langsung setiap bulan. Ini berarti secara instan ia menjadi kaya dan ternama. Berita yang pertama begitu menyedihkan, sedangkan berita kedua sangat menggembirakan. Namun ia berusaha menyeimbangkan keduanya.
Lott, yang adalah pengikut Kristus, menuliskan nama muridnya yang meninggal itu pada sebuah kartu berwarna putih dan membawanya ketika bulan berikutnya ia muncul di televisi. “Saya telah berjanji pada diri sendiri”, katanya. “Untuk selalu menyimpan kartu ini dalam saku. Dengan melihatnya seolah saya diingatkan: jangan sampai kemasyhuran ini membuatmu sombong, karena kau tak pernah tahu kapan batas umurmu”.
Surat Yakobus membandingkan hidup kita seperti “uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap” (4:14). Janganlah kita terlena oleh kesuksesan kita saat ini dan rencana-rencana kita untuk esok hari. Sebaliknya, kita harus ingat bahwa hidup kita ada di tangan Tuhan dan tiap-tiap hari merupakan berkat dari-Nya. Suatu saat nanti, Tuhan akan memanggil kita untuk tinggal bersama-Nya. Dengan mengingat hal ini kiranya kita memiliki cara pandang yang benar dan juga kerendahan hati dalam menjalani hari-hari kita. (AP)
“Jalanilah Hidup Yang Singkat Dengan Rendah Hati”