“Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.” (Roma 12:6)
Bacaan : Roma 12:4-8
HDF dalam sebuah renungannya menceritakan tentang G.K. Chesterton. Demikian tulisannya, “Dalam bukunya yang memesona, Orthodoxy, G.K. Chesterton bercerita bagaimana ia meninggalkan apa yang dianggapnya sebagai iman kristiani, tetapi di kemudian hari ia justru menemukan iman kristiani yang sejati. Untuk mengilustrasikan perjalanan rohaninya, Chesterton menguraikan situasi yang tidak masuk akal mengenai seseorang yang menancapkan bendera Kerajaan Inggris di sebuah pulau asing, namun kemudian menyadari bahwa tempat itu tak lain adalah pantai Inggris. Dibesarkan di sebuah gereja yang tidak bertumbuh, Chesterton meninggalkan imannya yang dangkal. Namun kemudian ia mulai meragukan ide-ide ateis yang telah membuatnya tidak percaya. Lalu ia pun menemukan kebenaran yang dulu terabaikan olehnya. “Negara baru” itu tidak lain adalah rumahnya sendiri”.
Pengalaman yang pernah dijalani oleh G.K. Chesterton bisa dialami oleh siapa saja. Komunitas yang tidak mengajarkan tentang iman, makna kehidupan, pengajaran yang benar dan berkualitas; menjadi ancaman bagi orang-orang yang di dalamnya merasakan kehampaan. Kecenderungan yang mereka akan lakukan adalah apatis, egois, bertikai, dan meninggalkan komunitas. Rasul Paulus dalam pengajarannya kepada jemaat Roma menyatakan, “Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.” (ay. 4-5). GKI merupakan rumah bersama yang dipanggil untuk terus menerus membarui dirinya. Oleh karena itu, GKI wajib terus berkarya dalam kepelbagaian yang ada tanpa kehilangan jati dirinya sebagai mitra Allah. GKI terus menjaga pengajarannya secara mendalam dan benar, melakukan pelayanan serta kesaksian yang menghadirkan damai sejahtera Allah. Setiap anggota jemaat dan simpatisan GKI di segala lingkup merasa terwadahi dan terlayani dengan baik, sehingga tidak ada satu pun yang terhilang serta meninggalkan Tuhan. (NLU)
“Karya GKI Tidak Akan Lekang Oleh Jaman, Sampai Tuhan Datang”