“Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja.” (Yakobus 1:22)

Bacaan : Yakobus 1:22

Richard De Haan menuliskan sebuah ilustrasi sebagai berikut. Seorang jemaat memberi tahu pendetanya bahwa ia akan pergi ke Kota Suci Yerusalem. Ia menyatakan keinginannya untuk mengunjungi Gunung Sinai. (Padahal Gunung Sinai tidak terletak di Israel, apalagi Yerusalem. Gunung Sinai terletak di semenanjung Sinai, Mesir.) “Begini”, ujar jemaat tersebut kepada sang pendeta, “saya berencana mendaki sampai ke puncak gunung itu, dan setelah tiba di sana saya akan membaca Sepuluh Perintah Allah keras-keras”. Pria itu mengira perkataannya akan menyenangkan pendetanya. Jadi, ia terkejut saat mendengar tanggapan sang pendeta, “Tahukah Anda, saya dapat memikirkan suatu ide yang lebih baik dari itu”. Pria itu menyahut, “Benarkah, Pak Pendeta? Apakah itu?”. Pendeta itu menjawab tanpa tedeng aling-aling, “Daripada menempuh perjalanan beribu-ribu kilometer untuk membaca Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai, mengapa Anda tidak tinggal di rumah saja dan menaati sepuluh perintah tersebut?”.

Allah tentu berharap kita membaca firman-Nya. Namun yang lebih penting, Dia ingin agar kita menaatinya. Oleh karena itu, saat membuka Alkitab setiap hari, seharusnya kita tidak hanya berdoa untuk mendapatkan penerangan supaya dapat memahaminya, tetapi juga kesediaan untuk menaatinya. Mendengar dan melakukan harus berjalan beriringan (Yakobus 1:22).

Tuhan Yesus memberikan teladan yang sangat indah bagi kita. Ia mengetahui segala firman Bapa-Nya. Tidak sekedar tahu, hafal, mengerti, tetapi juga melakukan kehendak Bapa-Nya. Keteguhan hati Yesus saat memasuki Yerusalem adalah wujud melakukan kehendak Bapa-Nya yang sudah dinubuatkan para nabi terdahulu. Dengan demikian, marilah ikuti teladannya. Pelajari dan pahami firman-Nya, usahakanlah lakukan firman itu, dan kita akan dianugerahi keteguhan hati untuk melaksanakan firman-Nya. (AP)

“Keteguhan Hati Adalah Buah Dari Ketaatan Pada Firman Tuhan”