Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Lalu kataku: “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.” (Yesaya 6:3,5)
Bacaan : Yesaya 6:1-9
David C. Egner, seorang penulis renungan Kristen, mengadakan pengamatan tentang salah satu sisi kecenderungan dari orang-orang Kristen masa kini. David mendapati bahwa saat ini banyak pengikut Yesus Kristus terpesona akan kasih dan kebaikan Allah, tetapi tidak banyak yang mau berpikir tentang kekudusan-Nya. Bahkan mereka gentar untuk memikirkan hal itu! Mengapa? Alasannya adalah: Manakala kita melihat kebesaran dan kemuliaan Tuhan, maka kita langsung melihat dosa kita dengan jelas. Dan, hal itu membuat orang-orang menjadi rendah diri! Kita dapat membaca satu kisah tentang kebenaran ini dalam kitab Lukas. Setelah menyaksikan sebuah mukjizat, Petrus langsung tersungkur di hadapan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa” (Lukas 5:8).
Saat kita melihat Allah dalam seluruh kemuliaan dan kekudusan-Nya, kita pasti akan bereaksi sama seperti Yesaya dan segera mengakui dosa kita (Yesaya 6:5). Itu merupakan reaksi yang benar, namun tidak berhenti di situ saja. Allah bukannya ingin menghancurkan kita dengan kekudusan-Nya, tapi Dia ingin mengampuni dosa kita (ayat 7). Dia rindu kita mengalami pengampunan-Nya dan menikmati hubungan yang dekat dengan-Nya.
Setelah merasakan anugerah pengampunan dari Tuhan, Tuhan mengutus Yesaya untuk berkarya di tengah-tengah bangsa Israel. Dalam kisah Yesaya, Allah menampakkan kekudusan-Nya dengan satu tujuan yang sangat indah. Allah menampakkan kekudusan-Nya, bukan untuk menghancurkan kita melainkan untuk menyingkapkan dan menghapus dosa kita. Allah menampakkan kekudusan-Nya, bukan untuk menghancurkan kita melainkan untuk menyiapkan kita guna diutus berkarya di tengah dunia. Penyingkapan kekudusan Allah bermuara pada pengutusan hamba-Nya untuk berkarya di tengah dunia. (AP)
“Allah Menampakkan Kekudusan-Nya, Bukan Untuk Menghancurkan Kita Melainkan Untuk Menyingkap Dan Mengampuni Dosa Kita”