“Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa. Tuhan, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.” (Mazmur 5:3-4)
Bacaan : Mazmur 5:2-4
Raja Bhumibol Adulyadej merupakan Raja Thailand yang sangat dicintai oleh warganya. Raja Bhumibol mulai naik tahta pada tanggal 9 Juni 1946 di usia 18 tahun dengan gelar Raja Rama IX, ia menggantikan kakaknya Ananda Mahidol (Raja Rama VIII). Raja Bhumibol Adulyadej mempunyai sejarah masa pemerintahan terlama di dunia. Ia dikenal sebagai Raja yang arif dan mampu mewujudkan perdamaian di dalam berbagai gejolak politik yang terjadi sepanjang sejarah bangsa Thailand. Salah satu bentuk rasa cinta dan pengabdian masyarakat Thailand kepada Raja Bhumibol, di setiap hari kelahiran Raja Bhumibol yaitu hari Senin, maka hampir seluruh warga Bangkok mengenakan pakaian berwarna kuning sebagai simbol warna kelahiran untuk hari Senin sesuai tradisi umat Budha. Mereka mengenakan pakaian berwarna kuning dengan penuh semangat dan kebanggaan, sebagai bentuk penghormatan serta dedikasi yang mereka persembahakan kepada sang Raja. Ketika Raja Bhumibol Adulyadej meninggal dunia pada tanggal 13 Oktober 2016, masyarakat Thailand merasa kehilangan dan bercucuran air mata. Masa berkabung ditetapkan selama setahun, bendera setengah tiang dikibarkan selama 30 hari penuh. Orang-orang berpakaian warna gelap; berbagai acara sukacita seperti penanyangan film, konser, dan ajang olahraga dibatalkan atau ditunda.
Kisah hidup Raja Bhumibol Adulyadej menjadi legenda bagi masyarakat Thailand, banyak warga bersedia mengabdi dengan sukarela dan sepenuh hati. Inilah bentuk kesadaran abdi kepada sang Raja, termasuk pengabdian yang penuh dengan dedikasi. Pemazmur dalam hal ini raja Daud, juga memiliki kesadaran penuh akan pengabdian dan penghormatannya kepada Tuhan semesta alam. Daud selalu menaruh hatinya kepada Tuhan dan menghadap hadirat-Nya dalam doa-doanya. Daud berkata, “Berilah telinga kepada perkataanku, ya Tuhan, indahkanlah keluh kesahku… pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu” (ay. 2, 4). Seseorang yang sungguh menaruh hormat kepada sang Raja akan selalu memanfaatkan waktunya untuk bertemu dan bersama sang Raja, ia selalu mengabdi dan menunggu-nunggu kehendak sang Raja. (NLU)
“Abdi Yang Sejati Selalu Setia Menunggu Dan Mengabdi”