“Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.” (Mazmur 127:1)
Bacaan : Mazmur 127:1
Membangun keluarga, membangun rumah tangga tidak bisa dilakukan sendiri, butuh tenaga ahli, butuh pakar agar rumah tangga yang dibangun tidak berakhir dengan kekecewaan dan kesia-siaan. Siapa tenaga ahli atau pakar keluarga yang benar-benar mumpuni dalam pembangunan rumah tangga? Jawabnya adalah Tuhan, karena dialah yang mendirikan Lembaga Keluarga bersamaan dengan penciptaan Adam dan Hawa.
Pemazmur dalam Mazmur 127 ayat 1-2 menggambarkan kesia-siaan saat tidak melibatkan Tuhan dalam kehidupan rumah tangga. Yang pertama, pemazmur ingin menggambarkan kesia-siaan orang yang membangun rumah tangganya sedemikian rupa tetapi tanpa melibatkan Tuhan, akan sia-sia, berjung pada kehancuran. Kesia-siaan itu digambarkan dengan kegiatan pembangunan rumah dan aktivitas penjagaan kota. Pemazmur berkata: Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya. Pembangunan rumah dikatakan sia-sia jika ternyata rumah itu kemudian rubuh. Rumah yang dibangun kemudian rubuh, disebabkan oleh konstruksinya yang tidak tepat, tidak benar, tidak kokoh. Konstruksi rumah yang tidak benar dan tidak kokoh disebabkan karena pembangunannya tidak melibatkan ahli pembangunan rumah.
Gambaran ini ingin menjelaskan kepada kita bahwa, rumah tangga yang dibangun tanpa melibatkan Tuhan adalah rumah tangga yang rapuh, murah rubuh, rumah tangga yang dengan mudah bubar jika terjadi masalah di dalamnya, masalah yang muncul dari internal keluarga itu. Masalah-masalah kecil yang muncul terus menerus dalam keluarga dan tidak teratasi dengan baik, dapat menggoyang dan merubuhkan rumah tangga yang dibangun.
Bagaimana dengan kehidupan keluarga Saudara? Apakah Saudara sering menjumpai masalah-masalah yang timbul dari lingkungan keluarga Saudara sendiri? Apakah masalah-masalah yang muncul itu mulai mengguncang rumah tangga Saudara? Hari ini Tuhan mengingatkan kita, agar dalam membangun dan menjalani rumah tangga, kita melibatkan Tuhan. Sehingga pondasi dan konstruksi rumah tangga tetap kokoh, dan masalah-masalah internal dapat diselesaikan dengan baik. (AP)
“Rumah Tangga yang Melibatkan Tuhan Akan Bertahan Menghadapi Masalah Internal”