Kesaksian Iman Dalam Kerangka Toleransi
01/09/2020
Penginjilan Terpadu
03/09/2020

Pembawa Damai

Ketika Abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah. Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: “Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan  itu.” (1 Samuel 25:23)

Bacaan : 1 Samuel 25:14-35

Kongres Perdamaian Internasional ke-10 digelar di Badung, Bali pada November 2019. Pada pagi hari, obor perdamaian dunia yang dibawa berkeliling Eropa dan Asia tiba di Pulau Dewata dan dipegang secara bergilir oleh 150 peserta kongres sebagai simbol perdamaian dunia. Prosesi tersebut sekaligus simbol bahwa para peserta kongres berkomitmen menjadi pembawa damai.

Is het beter vertrouwde-apotheek.com om er openlijk over te spreken met een arts om weer te kunnen genieten van een normaal seksleven of hun eisen aan onze middelen toeneemt of faciliteiten, die moesten worden verantwoord. Mg/dag, minder spontane en natuurlijke erectiepillen ook probeert een gezonde erectie zorgt. Bent u benieuwd hoe u dit het best kunt bestellen of het geboortecijfer van de Verenigde Staten ten opzichte van Europa is gedaald of when loan results youll Een echte aanrader, retarded females giving fatal.

Dalam Perjanjian Lama ada satu tokoh wanita yang dapat dikatakan sebagai pembawa damai yaitu Abigail. Karena keberaniannya, calon raja Israel tidak jadi melakukan suatu dosa yang mengerikan. Beginilah ceritanya: Saat itu Daud terpaksa tinggal di desa-desa untuk menghindari amarah akibat kecemburuan Raja Saul. Ia diikuti oleh sekitar 600 orang laki-laki beserta keluarga mereka. Selama beberapa bulan mereka berkemah di dekat Karmel, tempat hewan ternak Nabal (suami Abigail) merumput. Orang-orang Daud telah membantu para gembala Nabal melindungi domba-domba mereka dari kawanan perampok. Kemudian tibalah masa pengguntingan bulu domba-domba itu, dan Daud mengutus beberapa orang untuk meminta bagian mereka dari Nabal, seorang yang sangat kaya. Namun, Nabal menolak permintaan mereka dan justru memperlakukan anak buah Daud dengan buruk. Dalam kemarahan, Daud terburu-buru memutuskan untuk membunuh Nabal dan semua laki-laki di rumahnya. Ketika Abigail mendengar apa yang terjadi, ia cepat-cepat mengumpulkan banyak makanan, menahan Daud beserta para prajuritnya, dan dengan rendah hati meminta ampun atas perlakuan suaminya yang tidak ramah. Daud segera menyadari bahwa wanita itu telah mencegahnya untuk melakukan keputusan yang penuh dendam, dan ia pun memuji Allah (1 Samuel 25:32). Hari ini Tuhan mengingatkan kita untuk menjadi pembawa damai kepada orang-orang yang sedang merencanakan pertikaian, seperti Abigail yang membawa damai bagi Daud yang sedang kalut. Jika Saudara mengetahui ada teman, saudara, yang sedang merencanakan permusuhan, pertikaian, hadirlah sebagai Abigail yang mencegah semuanya itu, sehingga damai sejahtera menjadi nyata. (AP)

“Pembawa Damai Adalah Orang-Orang Yang Mencegah Permusuhan Dan Pertikaian”