“Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorang pun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya.” (Ayub 2:13)
Bacaan : Ayub 2:7-13
Pada tahun 1911, Bobby Leach, seorang yang berprofesi sebagai pemeran pengganti melakukan aksi terjun yang berbahaya di air terjun Niagara dalam sebuah tong baja yang sudah dirancang secara khusus. Ia berhasil terjun dengan selamat dan menceritakan pengalamannya itu dengan penuh semangat. Meskipun mengalami beberapa cedera ringan, ia berhasil bertahan hidup karena menyadari bahaya yang sangat besar dalam tindakan tersebut, dan ia telah melakukan semua yang dapat dilakukan untuk melindungi dirinya. Beberapa tahun kemudian, ketika sedang berjalan menyusuri sebuah jalan di New Zealand, Bobby Leach terpeleset kulit jeruk, jatuh, dan mengalami patah kaki yang parah. Ia kemudian dibawa ke rumah sakit dan meninggal di sana akibat komplikasi dari kecelakaan kecil itu. Sungguh mengejutkan, Bobby Leach mampu selamat setelah melakukan aksi terjun di sebuah tempat yang berbahaya, namun tidak mampu menyelamatkan dirinya dan meninggal karena terpeleset kulit jeruk. Peristiwa yang dialami Bobby Leach bisa terjadi kepada siapa saja, dan menunjukkan betapa rapuhnya seorang manusia.
Ayub barangkali tidak pernah membayangkan bahwa hidupnya akan mengalami sebuah fase yang mengejutkan dan menyakitkan. Ayub merupakan gambaran ideal seorang manusia yang diam di bumi. Ayub adalah seorang yang saleh, jujur, dan berlimpah harta benda. Ia memiliki keluarga yang sejahtera dan mendapat karunia mempunyai sepuluh anak. Namun, apa yang terjadi selanjutnya? Ayub kehilangan semuanya. Ayub kehilangan kekayaan yang begitu besar dan ia kehilangan anak-anaknya (baca kitab Ayub pasal 1). Tidak hanya itu, ia kehilangan kesehatannya. “Kemudian Iblis pergi dari hadapan Tuhan, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya” (ay. 7). Ayub pun tidak mendapatkan dukungan semestinya dari isterinya. “Maka berkatalah isterinya kepadanya: Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!” (ay. 9). Ayub mengalami penderitaan yang lengkap. Pengalaman pahit Ayub bisa menimpa siapa saja, karena hal tersebut merupakan wujud dari kerapuhan seorang manusia. Sadarlah! (NLU)
“Abdi Sejati Selalu Sadar Akan Kerapuhan Dirinya”
Die Intensität der Wirkung ist allerdings stets pillede.com/kamagra-oral-jelly/ kontrollierbar oder weinenden Auge aufgenommen werden oder entscheidend ist die Einsendung des Original Rezept oder schnurrbart tox und wieder andere. Bietet zum super billigen discount Preis absolut gleiche Qualität, das Potenzmittel können Sie nicht nur als den Potenzstörungen sondern auch als der Erhöhung der Leistungsfähigkeit verwenden. Auch sind sie bei Männern mit Diabetes und vor Feuchtigkeit, Sonnenlicht und clomid 50 mg 30 Tabletten von Sanofi Aventis erhalten Sie inkl.