Kemuliaan Hanya Bagi Sang Tuan

Kacamata Tuan Bagi Sang Abdi
28/01/2020
Berserah Pada Rencana Sang Tuan
29/01/2020

Kemuliaan Hanya Bagi Sang Tuan

“Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” ( Filipi 1:20,21)

Bacaan : Filipi 1:20,21

Saya sering menjumpai banyak orang Kristen yang ambil bagian dalam pelayanan menjalani pelayanannya tanpa adanya sukacita. Dari mana saya tahu? Tentunya dari cerita-cerita yang disampaikan. Ada yang bercerita bahwa selama ambil bagian dalam pelayanan bagaikan turun derajat karena harus melayani, mendengarkan orang lain, padahal dalam kesehariaannya ia dilayani dan selalu didengar oleh karyawannya. Ada yang bercerita bahwa selama ambil bagian dalam pelayanan paduan suara tidak dapat mengoptimalkan kemampuan olah vokal yang dimiliki karena rekan-rekan anggota paduan suara yang lain belum memiliki kemampuan olah vokal yang setara.

Ketiadaan sukacita dalam pelayanan salah satunya disebabkan oleh terlalu sibuk memikirkan kebutuhannya untuk dihormati, dan diakui. Dihormati karena orang terpandang, diakui karena memiliki kemampuan di atas rata-rata. Namun, tidak demikian dengan Paulus. Paulus tidak merasa malu ketika dipenjara. Ia tidak sibuk memikirkan harga dirinya sebagai seorang Rasul yang langsung dipilih oleh Tuhan Yesus melalui peristiwa ajaib di perjalanan menuju Damsyik. Dalam ayat 20 Paulus justru bersaksi: “Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku”. Satu hal yang menjadi kerinduan Paulus adalah Kristus dimuliakan melalui dirinya. Paulus tidak memikirkan kehormatan atau kemuliaan diri sendiri. Bagaimana dengan kehidupan pelayanan Saudara? Adakah sukacita selalu hadir di dalamnya? Ataukah kehidupan pelayanan Saudara kekeringan sukacita? Jika sukacita tidak hadir dalam kehidupan pelayanan Saudara, jangan-jangan selama ini pelayanan Saudara diwarnai oleh motivasi kemuliaan, kehormatan diri sendiri, dan tidak diisi dengan motivasi demi kemuliaan Allah yang semakin besar. (AP)

“Sukacita Akan Senantiasa Hadir Dalam Pelayanan Jika Sang Abdi Tidak Memikirkan Kemuliaan DiriNya Sendiri”