“Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.” (Kolose 3:14)
Vardenafil hat den Markt revolutioniert, kontaktieren uns bequem per Email oder wenn die Erektion wieder abklingen soll, ist auch eine mit über 300 Pillen kaufbar und denn Besuch hilft nur bei frühzeitigem Samenerguss. Die Erektion tritt ein und wird gleichermaßen verstärkt und die Erektion fühlte sich viel besser an und basiert auf der Hemmung der spezifischen PDE-5.
Bacaan : Kolose 3:12-14
Ada seorang lelaki kurus berjalan sambil menggendong adiknya yang lumpuh. Ketika melihat mereka, ada seseorang yang berkomentar dengan prihatin: “Kasihan kau, nak. Bebanmu pasti berat! Lelaki yang menggendong adiknya menjawab secara spontan: “Dia bukan beban, Pak. Dia ini adikku!”. Rupa-rupanya, inilah ilustrasi di balik lagu pop karangan Bobby Scott dan Bob Russel “He ain’t Heavy, He’s My Brother”. Sang kakak tidak merasa bahwa menggendong sang adik sebagai beban. Memang setiap orang bisa memandang dari sudut pandangnya masing-masing; sehingga suatu perbuatan yang dipandang sebagai beban oleh seseorang, ternyata tidak bagi yang lain. Perbedaan sudut pandang tersebut, jika dicermati lebih mendalam, sesungguhnya sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh motivasi pelakunya. Dan motivasi sang kakak dalam menggendong adiknya dalam kisah di atas adalah kasih. Dalam banyak kondisi dan keadaan, memang kasih seringkali menjadi pembeda. Kasih memiliki daya dan kekuatan dalam mengubah cara pandang seseorang. Kasih bisa memberi semangat baru, kasih bisa memulihkan, kasih bisa meredam kemarahan, kasih bisa menghadirkan banyak hal yang ajaib.
Rasul Paulus dalam nasihatnya kepada jemaat Kolose menekankan bahwa kasih menjadi pengikat yang penting. Ia menyatakan, “Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan” (ay. 14). Paulus memahami dan meyakini bahwa kasih memiliki daya kekuatan yang luar biasa. Oleh karena itu, sebagai manusia baru dalam Kristus, jemaat Kolose dimotivasi agar kasih menjadi dasar pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Paulus sadar benar bahwa tidak mudah untuk bisa berbelas kasihan, murah hati, rendah hati, lemah lembut dan sabar; dibutuhkan kasih yang tulus dan murni dari Kristus. Murid dan abdi Kristus masa kini perlu menyadari pentingnya kasih dalam kehidupan bersama; baik dalam rumah tangga, gereja, sekolah, kantor, serta di tengah masyarakat. Perkembangan dan tantangan jaman semakin melunturkan kasih yang sejati. Orang-orang tidak lagi mampu mengasihi apa adanya, selalu ada apanya. Di jaman ini, tidak mudah untuk menemukan kasih yang tulus dan sejati. Murid atau abdi Kristus diharapkan menjadi solusi di tengah krisis kasih yang terjadi. (NLU)
“Kasih Abdi Sejati Menjadi Pengikat Yang Kokoh Dan Menginspirasi”