“Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6)
Bacaan : Yohanes 14:1-7
R.L. Hymers, Jr. pernah bercerita demikian, “Ketika saya berumur dua belas tahun, ibu saya membawa kami dari Phoenix (Arizona) ke Toronto (Kanada). Ketika kami sampai ke daerah Chicago dia bertanya kepada seorang polisi di jalan, kemana arah menuju ke sana. Dia mengatakan padanya untuk berputar. Dia mengatakan bahwa itulah jalannya. Kami melaju bersama selama satu jam atau lebih, tetapi saya mulai memperhatikan banyak hal, di sepanjang pinggir jalan itu, yang saya telah lihat sebelumnya. Saya berkata, “Ibu, saya pikir kita akan kembali ke arah kita datang”. Dia minggir keluar dari jalan itu dan ada sebuah taksi yang diparkir di sana. Ibu berkata, “Kami akan pergi dari timur Chicago ke Toronto. Apakah kami telah berada di jalan yang benar?”. Sopir taksi itu sedang menghisap rokok di sisi mulutnya. Dia berkata, “Nyonya, kalian salah jalur! Kalian harus pergi melalui jalan itu!”. Dia menunjuk ke arah mana kami tadi melaju. Jadi kami berputar dan kembali, ke arah yang sama di mana sebelumnya kami melaju! Polisi telah memberikan arah yang salah kepada kami!”.
Sebuah pengalaman perjalanan yang menjengkelkan. Namun, sebenarnya kerap terjadi dan dialami oleh orang-orang yang tidak mengenal jalan dengan baik. Sayangnya, dalam kehidupan spiritual, banyak orang yang tidak sadar bahwa mereka sedang berputar-putar di jalur yang sama bahkan sudah tersesat. Mereka masih saja bertindak dan berbuat sesuka hati mereka, dan tidak segera merubah jalan hidup mereka. Tuhan Yesus dalam pengajarannya kepada para murid, menegaskan mereka untuk mengambil jalan sebagaimana pilihan-Nya, sehingga mereka bisa sampai kepada Bapa dan tinggal bersama-Nya. Tuhan Yesus menyatakan; bahwa Ia adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Sebuah pernyataan yang penting dan serius; Dialah jalan yang sesungguhnya, Dialah kebenaran yang sejati, dan Dia hidup selamanya. C.S. Lewis menyatakan, “Kekristenan adalah suatu pernyataan, yang bila salah berarti sama sekali tidak penting, tetapi bila benar berarti sangat penting melebihi segala sesuatu. Kekristenan tidak dapat digolongkan “agak penting”. Kesadaran dan keputusan untuk mengikut serta percaya kepada Tuhan Yesus Kristus tanpa sangsi; merupakan pilihan terbaik, tepat, serta terpuji. (NLU)
“Tuhan Yesus Telah Menyatakan Diri-Nya, Ambil Keputusan Sekarang!”