“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)

Bacaan : Yohanes 3:16; Kejadian 3:15

John RW Stott pada suatu Konferensi Misionaris Urbana menyatakan, “Allah kita adalah Allah yang mengabarkan Injil”. Maksudnya, pekabaran Injil berasal dari hati Allah, sebab dari semula keinginan untuk mengabarkan Injil sudah ada dalam hati Allah. Keseluruhan Alkitab, dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu, terus menyatakan kasih Allah secara konsisten kepada manusia yang berdosa.

Kehadiran Yesus di bumi tidak terjadi tiba-tiba melainkan telah direncanakan Allah jauh sebelumnya. Tercatat di Kejadian 3:15, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Penggenapannya tertulis di Yohanes 3:16. Yesus Kristus mati di kayu salib mencurahkan darah-Nya untuk menebus segala bangsa, kaum, dan bahasa agar mereka menjadi kepunyaan Allah bagi kemuliaan Allah Bapa. Itulah misi Allah di dalam dan melalui diri Kristus yang datang dalam dunia ini.

Sesungguhnya, merupakan hak istimewa bagi setiap orang percaya untuk terlibat dalam pekerjaan misi Allah bagi dunia ini. Begitu istimewa karena kita yang tidak layak, dilayakkan Tuhan untuk ambil bagian di dalam pekerjaan mulia tersebut sebagai rekan-rekan sekerja Allah. Berapa banyak orang Kristen menyadarinya? Harus diakui, lebih banyak orang Kristen yang tidak terlibat dalam pekerjaan misi Allah bagi dunia ini. Apa alasannya?

Menurut Chuck Lawless, seorang profesor
penginjilan, ada sembilan alasan mengapa sebagian besar orang percaya tidak pernah
melakukan penginjilan, yaitu: (1) Banyak yang tidak tahu apa itu “penginjilan”;
(2) Kita memiliki sedikit contoh orang yang menginjili; (3) Beberapa anggota
gereja tidak yakin tentang ketersesatan; (4) Beberapa gereja tidak memberikan
pelatihan penginjilan; (5) Rasa takut pada sesuatu yang tidak diketahui
menghentikan usaha kita; (6) Kita sudah “menganggap lalu” keselamatan kita; (7)
Para pendeta berinisiatif dalam penginjilan; (8) Bagaimanapun, kita tidak
benar-benar tahu banyak orang yang terhilang; (9) Kita tidak peduli dengan
orang yang tidak percaya.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita memperhatikan isi hati Allah dan terlibat di dalamnya? Ingat, misi Allah harus diteruskan kepada segenap bangsa di muka bumi. (Bo@)

“Mengerti Isi Hati Allah = Terlibat Dalam Misi-Nya”