“Seperti ada tertulis: Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.” (2 Korintus 8:15)
Bacaan : 2 Korintus 8:10-15
Ada seorang anak miskin, berdiri di depan sebuah toko roti di Amerika Serikat. Dia hanya bisa bilang saya pingin roti itu, rasanya pasti enak, tapi saya tidak bisa membelinya karena tidak punya uang. Anak itu hanya bisa menatap roti itu dari luar toko saja. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang melihat anak itu dan menanyakan kepadanya, “Apakah kamu suka roti itu?”. Anak itu menjawab, “Ya, tapi saya tidak punya uang untuk membelinya”. Laki-laki tersebut masuk ke dalam toko roti itu dan membeli beberapa roti dan keluar lalu memberikannya kepada anak miskin tersebut. Anak miskin itu selalu mendengar cerita dari ibunya tentang Yesus yang suka memberi. Melihat laki-laki tersebut yang memberikan roti dan mengingat cerita ibunya tentang Yesus, maka ketika anak itu menerima roti dari si laki-laki tersebut, anak itu bertanya kepadanya: “Are You Jesus?”. Si anak dalam pertanyaannya, terkandung rasa kagum sekaligus rasa heran. Ada orang baik yang masih mau berbagi dan peduli kepada orang miskin di jaman serba egois ini, apakah dia Yesus?
Apakah mungkin pertanyaan yang sama ditujukan kepada murid-murid Kristus jaman ini? Apakah orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus memperagakan perilaku yang peduli dan ringan dalam memberi? Ini menjadi pertanyaan serius yang harus dijawab oleh murid-murid Kristus masa kini. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus menyatakan bahwa mereka perlu menyelesaikan kerinduan hati untuk memberi dengan penuh kerelaan. Paulus juga memberikan penekanan dalam melaksanakannya, pemahaman yang benar tentang berbagi atau memberi wajib dikedepankan. Pemberian mereka bukan dalam rangka meringankan, melainkan supaya ada keseimbangan. Apa arti keseimbangan yang dimaksudkan Paulus? “Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.” (ay. 14). Murid-murid Kristus wajib memahami bahwa Tuhan mendesain dunia; supaya tercipta kehidupan bersama yang saling berbagi, tercipta hubungan saling timbal balik yang dilandasi kasih, dan terwujud keseimbangan yang saling melengkapi. Setiap orang punya kelemahan dan kelebihan, oleh karena itu kerelaan berbagi dan memberi, akan menciptakan sebuah sinergi yang indah serta mengesankan. (NLU)
“Berbagi Dalam Kerelaan, Sebuah Cara Menghadirkan Keindahan”