“Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?” (Matius 5:47)
Bacaan : Matius 5:43-48
Pada suatu sore di tahun 1953, para pejabat dan reporter berkumpul di stasiun kereta api Chicago. Mereka menantikan kedatangan peraih hadiah Nobel Perdamaian tahun 1952, yaitu: Dr. Albert Schweitzer, seorang dokter misi tersohor yang telah menghabiskan waktunya membantu orang-orang paling miskin di Afrika. Dr. Schweitzer merupakan seorang pria raksasa dengan tinggi tubuh dua meter dan memiliki kumis yang panjang. Para pejabat kota mendekatinya dan berjabat tangan dengan hangat, ketika ia keluar dari kereta api. Para juru foto sibuk memotret momen yang penting tersebut. Dr. Schweitzer menyatakan rasa terima kasihnya dengan sangat sopan. Tiba-tiba, ia meminta permisi dan berjalan menerobos kerumunan orang-orang, lalu ia melangkah dengan cepat mencapai seorang wanita kulit hitam yang sudah lanjut usia yang sedang bersusah payah mencoba memikul dua koper besar miliknya. Dr. Schweitzer mengangkat koper-koper itu, tersenyum, dan menuntun wanita tersebut ke sebuah bus. Setelah menolong wanita itu, ia mengucapkan selamat jalan kepadanya. Ia berpaling kepada kerumunan orang banyak yang menunggunya, dan berkata: Maaf, saya telah membuat anda menunggu”. Seorang anggota panitia penyambutan berkata kepada salah seorang reporter, “Inilah untuk pertama kalinya, saya melihat sebuah khotbah berjalan”.
Sebuah ungkapan yang tepat, ketika seseorang yang kesohor tanpa pamrih menolong wanita tua yang bersusah payah mengangkat kopernya. Di sisi yang lain, tidak sedikit orang yang melakukan kebaikan atau berbagi dalam rangka popularitas. Mereka melakukan usaha-usaha menolong dengan tujuan tertentu, “ada udang di balik batu”. Tuhan Yesus memberikan pengajaran kepada para pendengar-Nya, agar mereka memperagakan pola hidup sebagai anak-anak Bapa yang di sorga. Mereka bisa mengasihi tanpa pilih-pilih dan berperilaku yang ramah kepada semua orang. Murid-murid Kristus masa kini dipanggil untuk mempraktikkan cara hidup yang mengasihi dan berbagi kepada semua orang, tanpa pamrih atau pilih-pilih; bahkan kepada musuh sekalipun. Dunia menantikan dan merindukan lebih banyak lagi khotbah-khotbah berjalan yang dilakukan oleh murid-murid Tuhan. (NLU)
“Berbagi Tanpa Pamrih Adalah Oasis Di Tengah Keegoisan Dunia”