Berkat Tuhan
02/01/2021
Perjumpaan Yang Penting
05/01/2021

Perjumpaan Yang Menakjubkan

Lalu kataku: Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni Tuhan semesta alam.” (Yesaya 6:5)

Bacaan : Yesaya 6:1-8

Heri Juliansah dan Lisdiawati; pasangan suami istri yang tinggal di Kampung Pilar, RT 01 RW 03, kelurahan Sempur, kecamatan Bogor Tengah, kota Bogor, merasakan peristiwa mengejutkan yang tidak pernah disangka-sangka. Hari Minggu malam, 26 April 2020, mereka kedatangan tamu amat spesial yaitu orang nomor satu di Indonesia. Mereka disambangi oleh Presiden Joko Widodo di malam itu; mereka diajak berbincang, mendapatkan bantuan paket sembako dan sejumlah uang. Lisdiawati menyatakan, “Sangat kaget melihat bapak Jokowi yang datang sekitar jam sepuluh malam. Beliau bertanya kepada suami saya tentang pekerjaan dan jumlah anggota keluarga yang kami miliki. Suami saya menjawab sebagai marbot masjid. Saya sangat senang mendapatkan bantuan dari bapak Presiden, tidak menyangka bapak Jokowi datang ke rumah kami. Kami gemetar saat itu, anak saya yang mengambil foto juga gemetar, sehingga hasil fotonya malah ngeblur”. Sebuah pengalaman menakjubkan yang akan dikenang oleh keluarga Heri Juliansah sebagai peristiwa yang istimewa.

Nabi Yesaya pernah mengalami kejadian yang hampir serupa dan lebih dahsyat, ketika ia melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Dalam perjumpaan tersebut; Yesaya segera menyadari dirinya sebagai orang celaka, seorang yang najis bibir dan tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir. Namun ia mendapatkan kesempatan terindah karena telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam; ia tidak binasa melainkan kesalahannya dihapuskan dan dosanya diampuni. Sebuah perjumpaan yang menakjubkan! Sejatinya; kebaktian, persekutuan, dan doa pribadi, merupakan waktu terindah dalam perjumpaan yang menakjubkan dengan Tuhan. Demikian juga di saat pandemi virus Corona yang telah merampas kesempatan perjumpaan dengan Tuhan secara komunal di gereja, digantikan dengan persekutuan pribadi dan keluarga di rumah masing-masing. Persekutuan pribadi dan keluarga di rumah masing-masing, semestinya tidak kehilangan kesempatan terindah dan kehausan untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam keagungan-Nya. Apakah kita masih mengalaminya? (NLU)

Perjumpaan Yang Menakjubkan, Tetap Terjadi Disetiap Situasi