Ringkasan Cerita
Semua orang yang mengenal Anto, sudah tahu betul tentang kenakalannya. Di rumah, di kampung, di sekolah, bahkan di sekolah minggu, Anto selalu membuat keonaran dan kenakalan yang membuat dirinya dijauhi dan dibenci oleh semua orang. Padahal ibunya, Bu Gito, sudah berusaha mendidiknya menjadi anak Tuhan yang baik.
Nasehat – nasehat ibunya tidak membuat Anto menjadi sadar. Sebaliknya, ia merasa ibunya tidak lagi merasa sayang kepadanya dan membencinya seperti orang – orang lain yang membenci kenakalannya. Kejengkelan dan kemarahannya membuat ia memutuskan untuk nekad kabur dari rumah.
Betapa sedih hati bu Gito mengetahui Anto kabur dari rumah. Setiap hari, Bu Gito dengan hati yang hancur menunggu kepulangan anaknya. Terlalu memikirikan kepergian Anto, membuat bu Gito jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Penyakit Bu Gito sudah begitu parah dan untuk menyelamatkan hidupnya, Bu Gito membutuhkan donor darah secepatnya. Dewi, adik Anto, kebingungan kemana lagi ia harus mencari bantuan. Dewi hanya bisa berserah kepada Tuhan.
Tanpa sengaja, Dewi bertemu dengan kakaknya, Anto, yang sekarang telah menjadi tukang koran. Mengetahui ibunya dalam kondisi gawat, Anto segera bergegas ke rumah sakit untuk menemui ibunya yang sudah tak berdaya. Anto memohon ampun kepada ibunya, karena kenakalannya, ibunya telah sakit dan menderita. Anto berjanji bahwa ia akan melakukan apa saja demi ibunya, agar ibunya dapat diselamatkan.
Walau dengan penuh ketakutan, Anto memberanikan diri untuk mendonorkan darahnya untuk menyelamatkan nyawa ibunya. Dari pengalaman ini, Anto pun belajar, bahwa Yesuspun telah memberikan, tidak saja darahNya, tetapi juga nyawa dan seluruh hidupNya, untuk menebus Anto dari dosa dan semua kenakalannya.